Media PPI Okayama Edisi September 1996

Pelindung : Konsul Jendral KJRI Osaka
Penanggungjawab : Ketua PPI Komisariat Okayama, Hadi Susilo Arifin
Tim Redaksi : Adli, Arifin Siagian, Hadi Susilo Arifin, Usman Ahmad, Yohanes Alen, Tiara PRV Rachman
Alamat Redaksi : Tani Manari 1-15-3, Okayama 700
Tel/Fax : (086) 255-7197

Daftar Isi

Sekapur Sirih
Seputar Kita
Aneka Aktifitas
Info Pendidikan
Dapur PPI
Serba-serbi Kue Serabi
Tahukah Anda? Bahwa ...

Sekapur Sirih

Media PPI Okayama edisi nomor 9 bulan September ini terlambat beberapa hari mengunjungi para pembaca sekalian. Kami sampaikan permohonan maaf atas hal ini. Biasanya media ini menjadi teman Anda di akhir bulan, kali ini tentu saja akan menjadi teman Anda di awal bulan. Seperti halnya pada bulan Maret dan April, pada bulan September dan Oktober senantiasa dihiasi kesibukan-kesibukan akhir dan awal semester kegiatan akademik. Selain itu dinamika keanggotaan organisasi PPI juga nampak menonjol karena pada bulan September ada beberapa rekan yang telah menyelesaikan studinya di Okayama, kemudian mereka harus segera kembali ke tanah air ataupun pindah ke kota lainnya. Sedangkan beberapa hari kemudian, di bulan Oktober para trainee, research student atau mahasiswa program degree pun berdatangan. Maka dalam edisi kali ini beberapa berita menyajikan informasi hal tersebut. Selain itu di musim gugur (aki), di Jepang pada umumnya dan di Okayama khususnya selalu banyak kegiatan festival (matsuri). Oleh karena itu PPI juga disibukkan dalam persiapan kegiatan tersebut. Dan yang paling utama, bahwa jadwal Rapat Anggota PPI Komsat Okayama jatuh pada 10 Oktober y.a.d. maka diharapkan semua anggota berperan aktif dalam mensukseskan acara tersebut. Kepada segenap sidang pembaca kami ucapkan selamat beraktif dalam aneka kegiatan dan organisasi dengan tidak mngabaikan tugas utama kita, yaitu sekolah dan belajar. Akhir kata, SELAMAT BELAJAR semoga kita berjaya.

Redaksi

ke atas

Seputar Kita

  • Bang Adli menjemput keluarga

  • Tanggal 22 September yang lalu bang Adli bertolak dari Kansai Airport, Osaka menuju tanah air untuk menjemput keluarga di Medan. Direncanakan beliau akan kembali ke Okayama bersama keluarga pada tanggal 10 Oktober mendatang.

  • Teteh Pipin kembali ke tanah aira

  • Setelah menempuh program training selama satu tahun di Fakultas Sastera Jepang, Okayama University teteh Pipin kembali ke Bandung, Indonesia pada tanggal 29 September 1996. Beberapa pengantar, yaitu Katayama Sensei (Pipin san no hoshounin), Hattori san (teman Jepang sewaktu ber-vocal group), Natasha (teman se lab. dari Russia), mas Yunus sekeluarga, mas Djati, teteh Tiara dan kang Hadi melepasnya di Okayama Station. Tepat pk. 08.09, kereta Shinkansen Nozomi membawanya ke Shin Osaka. Selamat jalan ... semoga lekas kembali ke Okayama University lagi sebagaimana yang dicita-citakannya.

  • Bung Grevo pindah ke Kochi

  • Pendidikan Program Bahasa Jepang yang telah diikutinya sekitar selama 6 bulan di Foreign Student Center, Okayama Uiversity telah diselesaikannya pada pertengahan September yang lalu. Selanjutnya si anak muda dari Manado ini akan mengikuti pendidikan S2 di Kochi Daigaku. Tapi dia sempat bisik-bisik menanyakan biaya jalan tol Seto Oohashi dan biaya Ferry Takamatsu-Uno. Omong punya omong ternyata dia merencanakan akan ber-week end di Okayama paling tidak 2 minggu sekali. Hmmmm, rupanya ada cantolan si gadis Pajero, ya ???? Sorry, just a kidding!

  • Selamat datang keluarga mas Yunus

  • Keluarga mas Yunus telah tiba di Okayama pada 8 September yang lalu. Kami ucapkan selamat datang di kota Momotaro, youkoso Okayama e.. Gimana mas Adi sudah punya banyak teman di yochien, ya? Adik Hana juga..? Ok, sekali lagi selamat berkumpul bersama bapak, ya!!!

  • Selamat datang bagi pendatang baru...

  • Berdasarkan informasi bahwa pada bulan Oktober nanti akan tiba 8 orang Indonesia yang akan mengikuti pendidikan di Okayama University. Pada 25 September yang lalu, telah tiba mas Winarso (Agronomi-IPB/S-3) dan disusul bang Sobir yang tiba pada 1 Oktober (Agronomi-IPB/S-3). Pada hari yang sama dari ITB juga tiba 2 orang yang akan mengikuti program penelitian di Okayama University selama 3 bulan (Bapak Darmadi) dan 6 bulan (Bapak Ridwan). Tanggal 2 Oktrober, kak Salamiah dari Balai Penelitian Tanaman Pangan, Kal-Sel juga telah tiba di Okayama untuk mengikuti pendidikan program Bahasa Jepang selama 6 bulan di Foreign Student Center, Okayama University. Pada tanggal 5 Oktober y.a.d. akan tiba pula uni Esti dan mbak Kunti (keduanya Arsitektur Pertamanan-IPB/student exchange program). Sementara itu informasi 1 pendatang baru lainnya, yaitu beli Putu dari Bali masih belum diperoleh kepastian kapan akan tiba di Okayama. Baiklah, SELAMAT DATANG di Okayama kepada segenap pendatang baru, semoga cepat beradaptasi dengan udara sejuk dan nyamannya musim gugur di Jepang..dan selamat belajar, ganbatte kudasai!!!

  • Beberapa anggota PPI pindah alamat

  • Masuk di meja redaksi bahwa beberapa anggota PPI di bawah ini telah pindah ke alamat yang baru, sebagai berikut:
    Adli:
    => Araki Koopo minami 2 F Higashi, Mino Sanchome 2-7, Okayama 700/Tel. & Fax. 233-0092
    Ahmad Yunus:
    => Gakunan-cho 2-chome 11-30 Okayama 700/Tel. 253-8484
    Erly Marwani:
    => Gakunan-cho 2-3-20, B-205 Okayama 700/Tel. 253-8947

  • Yang berultah di bulan September & Oktober

  • Kepada mpok Rita, meskipun terlambat..Selamat ulang tahun pada 17 September yang lalu, ya!! Dan pada bulan Oktober ada tiga anggota PPI yang ber-ultah, yaitu kang Bambang (1 Oktober), teteh Erly (5 Oktrober) dan teteh Yesi (18 Oktober). Selamat, selamat, selamat..semoga sukses senantiasa mengiringi semuanya. Eh, ngomong-ngomong teteh Erly kapan mau bikin baksonya, sekalian pesta ulang tahun dan selamatan apato baru.. Hehehe.., joudan kedo.

    ke atas

    Aneka Aktifitas

  • Mengikuti rapat rencana AI Festival

  • PPI mengirim 4 utusannya, yaitu teteh Pipin, lae Siagian, bang Usman dan teteh Tiara untuk menghadiri rapat persiapan AI Festival pada 3 September yang lalu di Okadai Kaikan. Diputuskan PPI Okayama akan berpartisipasi dalam AI Festival yang akan diselenggarakan pada 19-20 Oktober yang akan datang di Nishigawa AI Plaza. Seperti biasanya, PPI akan mengisi kegiatan bazar makanan Indonesia dan juga kemungkinan mengisi atraksi tarian (kenshuusei) dan lagu-lagu Indonesia (PPI?) di outdoor stage. Semua anggota PPI, tidak terkecuali para pendatang baru diharapkan dapat berpartisipasi dalam acara tersebut. Khusus kepada pendatang baru, bila Anda merasa memiliki bakat manfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan kemampuan Anda dalam seni masak-memasak maupun seni panggung. Dijamin, tawaran berikutnya akan datang...(minimal dari PPI sendiri/red.).

  • Rapat pembentukan panitia Rapat Anggota PPI

  • PPI kepengurusan periode 1995/96 pada pertengahan Oktober nanti akan segera berakhir. Oleh karena itu pada 11 September 1996, pk. 19.00-21.00 di lobby Okadai Kaikan telah diadakan rapat pembentukan Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah untuk pelaksanaan Rapat Anggota PPI Komisariat Okayama (Laporan Pertanggungan Jawab Ketua PPI 1995/96 serta Pemilihan Ketua Baru PPI). Dari hasil rapat tersebut, diputuskan bahwa Rapat Anggota PPI Komsat Okayama akan diadakan pada 10 Oktober 1996 bertempat di Conversation Room, Okayama university International House. Pada pelaksanaannya, panitia diketuai oleh bang Adrin didampingi sekretarisnya adalah bang Herodi. Sementara bertindak selaku Panitia Pengarah adalah kang Hadi, bang Usman dan mas Djati. Acara Rapat Anggota PPI dilaksanakan sekaligus sebagai Welcome Party anggota baru PPI yang tiba di Okayama bulan Oktober 1996.

  • Rapat Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah

  • Pada hari Minggu, 22 September 1996, pk. 13.00-15.00 bertempat di Okadai Kaikan telah diadakan rapat Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah untuk pelaksanaan Rapat Anggota pada 10 Oktober mendatang. Rapat yang dipimpin bang Adrin, bung usman dan mas Djati tersebut telah membahas proposal kegiatan dan detil teknis pelaksanaan Rapat Anggota. Dalam kesempatan tersebut, Panitia Pengarah telah menyampaikan konsep aturan persidangan serta materi persidangan dalam Rapat Anggota nanti.

  • Mengenalkan Indonesia melalui kegiatan alam

  • Pada 21-23 September yang lalu, kang Hadi dan teteh Tiara mengikuti kegiatan "kokusai tento" (International Camping) yang diselenggarakan oleh Kibi Kokusai Shounen Shizen Ie di dataran tinggi Kibi, Okayama. Camping yang diikuti oleh 40 anak-anak usia 12-15 tahun, 15 volunteer mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Okayama, serta 10 foreigners yang terdiri dari 2 orang Indonesia, 2 orang Kanada, 2 orang Amerika, 1 orang Australia, 2 orang Malaysia dan 1 orang China. Dalam acara perkemahan 3 hari 2 malam tersebut, setiap peserta selain memperkenalkan geografi, keadaan alam dan budaya, juga mengenalkan seni melalui atraksi api unggun dan masakan negara masing-masing.

  • Sayounara Party teteh Pipin & bung Grevo

  • Pada Jumat malam, 27 September yang lalu PPI mengadakan acara Sayounara Party untuk anggota yang akan meninggalkan Okayama, yaitu teteh Pipin dan bung grevo. Acara yang bertempat di lobby Okadai Kaikan tepat dimulai pk. 20.00 dihadiri oleh 20-an anggota PPI. Acara dibuka oleh Ketua PPI, kang Hadi dilanjutkan penyampaian tanda mata dari PPI. Selanjutnya teteh Pipin dan bung Grevo masing-masing menyampaikan kesan-kesannya selama berada di Okayama dan menjadi anggota PPI Okayama. Makanan kue dan minuman ringan serta martabak telornya nyonya Wawan cukup menyemarakan acara tersebut. Menjelang pukul 22.00 sebagian anggota PPI yaitu lae Siagian, mpok Rita, mas Djati, beli Sukrasena, teteh Pipin, bung Grevo, mas Winarso dan kang Hadi melanjutkan berkaraoke ria di Pompoko Tenmaya Happy Town.

  • Mengenalkan dunia anak Indonesia

  • Bertempat di Okayama International Center Building, Event Room lantai 8, pada hari Sabtu, 28 September 1996, pk. 14.00 s.d. 15.30 keluarga kang Hadi bersama keluarga Jose Anthony (dari Guatemala/Amerika Latin) diundang untuk memperkenalkan negara masing-masing serta menceritakan dunia anak-anak Indonesia dan Guatemala dalam acara The 3rd "Let’s Talk About The World" for Children. Acara tersebut dihadiri oleh 40 anak-anak Jepang (usia SD) serta orang tuanya, guru-guru sekolah dasar, serta beberapa pejabat kota Okayama. Selain memperkenalkan sumber daya alam Indonesia, letak geografis, iklim, adat-budaya, suku bangsa, bahasa dan beberapa permainan anak-anak, juga kepada hadirin diajarkan lagu Potong Bebek Angsa sampai seluruh hadirin semua bisa menyanyikannya sambil menari diringi musik piano yang dimainkan oleh Katayama Sensei. Sementara itu Deska-chan dengan berpaikan adat Indonesia, karena sudah tidak bisa menyanyikan lagu anak-anak Indonesia lagi maka ia berkaraoke menyanyikan lagu Animation Jepang "Sailor Stars" yang diikuti oleh hadirin lainnya. Diakhir acara, setelah menyanyikan lagu Sayonara (versi Indonesia), seluruh hadirin mencicipi pisang goreng Indonesia yang telah dibuat oleh teteh Pipin.

  • PPI Okayama mengirim 2 penterjemah bahasa

  • PPI Komsat Okayama mendapat tawaran untuk dapat menyediakan seorang penterjemah bahasa Jepang-Indonesia-Jepang dari suatu lembaga di Propinsi Kagawa. Lembaga tersebut akan mendapat kunjungan tamu-tamu dari Indonesia dari berbagai instansi di bidang pertanian, pada 2-10 oktober 1996. Karena jumlah tamu tersebut relatif banyak maka diperlukan 2 penterjemah pada waktu yang bersamaan. Seorang penterjemah dari PPI Okayama akan bertugas bersama-sama dengan penterjemah dari Kagawa University. Berdasarkan hasil musyawarah anggota PPI pada 23 Agustus 1996 dengan mempertimbangkan segi kemampuan bahasa serta kesanggupan pihak yang bersangkutan (anggota PPI/red.) yang akan menjalankan tugas penterjemah, maka PPI menugaskan lae Siagian dan bang Herodi untuk menerima part-time job tersebut. Sedangkan translation brosur dan leaflet dari bahasa Jepang ke ke bahasa Indonesia dikerjakan oleh teteh Pipin dan lae Siagian. Antara lae Siagian dan bang Herodi telah disepakati shift, di mana tanggal 2-4 Oktober akan bertugas lae Siagian, dan 7-10 Oktober merupakan jadwal bang Herodi. Buat keduanya, selamat menjalankan tugas dengan baik!

    ke atas

    Info Pendidikan

    Awal musim gugur, di Jepang hampir setiap bidang ilmu mengadakan acara Seminar/Simposium pada tingkat regional, meskipun ada juga yang bertaraf International. Di bawah ini kami sampaikan beberapa jadwal anggota PPI yang menghadapi kesibukan acara tersebut, yang tercatat di meja redaksi antara lain: mas Djati (2-4 Oktober), bang Usman (5-6 Oktober), mas Yunus, kak Andi dan beli Wayan (10-12 Oktober), kang Hadi dan teteh Tiara (11-13 Oktober), kang Ridla dan mpok Rita (15-17 Oktober). Kepada semuanya, selamat berseminar, selamat berpresentasi, dan semoga berjaya

    ke atas

    Dapur PPI

    Dapur PPI alias kesekretariatan PPI pada bulan September tidak terlalu disibukkan oleh kegiatan menerima dan mengirim surat. Beberapa kegiatan yang perlu disampaikan adalah adanya beberapa e-mail baik dari PPI Okayama ke KJRI Osaka, maupun sebaliknya antara lain PPI Okayama menerima kiriman e-mail yang berisi pidato sambutan Bapak Yulwis Yatim, Kepala Staf KJRI Osaka pada acara Hari Indonesia di Okayama yang pada waktu itu dibacakan Bapak Tony manullang. E-mail lainnya adalah diskusi perencanaan kunjungan bapak Konjen ke PPI Okayama.
    ke atas

    Serba-serbi Kue Serabi

  • Rapat Anggota

  • RAPAT ANGGOTA PPI Komisariat Okayama akan diselenggarakan pada hari Kamis, 10 Oktober 1996, pk. 10.30-14.30 bertempat di Conversation Room, Okayama University International House. Rapat Anggota merupakan suatu sidang pleno yang menurut AD/ART PPI Jepang, bahwa setiap komisariat melaksanakannya 1 kali dalam setahun. Dalam Rapat Anggota selain akan disampaikan laporan pertanggungan jawab yang disampaikan oleh Ketua PPI yang akan mengakhiri jabatannya, juga dilakukan persidangan lainnya, antara lain memilih ketua baru untuk kepengurusan PPI periode selanjutnya.
    Semula Rapat Anggota PPI Okayama 1996 ini akan disatukan dengan acara kunjungan Bapak Yulwis Yatim, Konsul Jendral KJRI Osaka. Tetapi sehubungan ketersediaan waktu yang tidak sinkron antara pihak KJRI Osaka dan PPI Komsat Okayama maka untuk sementara kunjungan Bapak Konjen di undur dan akan ditentukan kemudian.
    Rapat Anggota kali ini agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam pengertian untuk pelaksanaannya telah dibentuk Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah. Dan secara teknis akan mengacu kepada prosedur organisatoris yang lebih baik. Oleh karena itu, dukungan dan partisipasi seluruh anggota untuk turut membantu dan mendukung mensukseskan acara tersebut sangatlah diperlukan. Sekali lagi, mari kita sukseskan acara RAPAT ANGGOTA PPI Komsat Okayama pada 10 Oktober 1996 yang akan datang!!!

  • AI Festival

  • AI Festival, merupakan acara reguler setahun sekali sebagai ajang International Festival yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Okayama, akan berlangsung pada 19-20 Oktober 1996 di Nishigawa AI Plaza. Tahun ini, keikut-sertaan PPI Okayama dengan membawa bendera dan nama Indonesia yang dikordinasikan oleh bang Usman (hari Sabtu) dan mas Yunus (hari Minggu). Direncanakan dalam bazar makanan Indonesia akan disajikan lumpia goreng, pisang goreng, dan lain-lain. Juga akan dijual kerajinan/kriya Indonesia dari anggota PPI. Untuk mengisi acara outdoor performance, direncanakan pada hari Minggu PPI Okayama akan menyumbang tarian yang akan dibawakan oleh adik-adik kenshuusei dari Teikoku Group. Sementara itu untuk hari Sabtu siang masih dalam pemikiran, bila memungkinkan anggota PPI plus pendatang baru tampil dalam grup vokal membawakan lagu-lagu daerah Indonesia dengan menggunakan kostum Indonesia. Ayo, siapa mau mendaftar.., simple & attractive!!! Mari kita dukung PPI Okayama dalam partisipasi mensukseskan acara AI Festival.

  • Furei Ai Matsuri

  • PPI Komsat Okayama juga akan berpartisipasi pada Furei Ai Matsuri yang akan diselenggarakan pada 26-27 Oktober 1996 di Furei Ai Center, Minato, Okayama. Matsuri ini biasanya diadakan 2 kali dalam setahun, yaitu bulan Juni dan Oktober. Tetapi, pada bulan Juni yang lalu ternyata festival tersebut tidak diselenggarakan. Jadi, tahun ini pelaksanaannya hanya sekali. Seperti biasanya PPI Okayama akan berpartisipasi dalam kegiatan bazar serta performance. Untuk kegiatan tersebut, pengurus PPI Okayama 1996/97 akan mengkordinasikannya. Bagaimanapun dukungan segenap anggota PPI Okayama sangat diharapkan untuk dapat mensukseskan acara ini.

  • TIP: Info Buat Pendatang Baru

  • Di bawah ini disampaikan beberapa informasi kepada para pendatang baru (trainee, research student, degree student), sebagai berikut:
    1. Segera mengurus administrasi kependudukan dan asuransi di kantor kota Okayama (Shiyakushou) serta membuka bank account (Chugoku Ginko untuk penerima beasiswa Monbusho).
    2. Bila Saudara-saudara berkenan, kami tawarkan untuk menjadi anggota Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Komsat Okayama dengan cara mengisi formulir pendaftaran dan menyerahkan sebuah pasfoto ukuran 3x4 cm, dan membayar iuran 300 yen/bulan.
    3. Segera pula melapor ke Konsulat Jendral R.I. di Osaka dengan melampirkan passport aseli ( bagi pegawai negeri harap melampirkan copy surat tugas belajar dari Sekab). Formulir isian dan alamat KJRI dapat diperoleh dari Sekretariat PPI. Jangan lupa dikirim dengan pos tercatat (kakitome) dan dilengkapi dengan amplop serta perangko balasan untuk pengembalian passport.
    4. Melapor ke KBRI di Tokyo. Formulir isian dan alamat dapat diperoleh di Sekretariat PPI. Bagi pegawai negeri hal ini sangat penting karena akan berkaitan dengan pengisian Laporan 3 bulanan. Hal tersebut akan berkaitan pula dengan keperluan DP3 yang akan dikeluarkan oleh KBRI sebelum karyasiswa kembali ke tanah air.
    5. PPI memiliki invenatrisasi barang belah-pecah yang dapat dimanfaatkan. Setiap anggota baru dapat mengambil 1 paket. Silakan menghubungi teteh Tiara (S-509).

  • Ucapan Terima Kasih

  • PPI Komisariat Okayama menyampaikan ucapan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada keluarga Yutaka Okazaki san (H. Osman) Almarhum, Ketua Perhimpunan Persahabatan Okayama-Indonesia (Okayama-Indonesia Yukou Kyokai Cho) yang telah memberikan sumbangan dana kepada PPI Komsat Okayama sebesar 100.000 yen. Dana tersebut akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pelaksanaan kegiatan PPI Okayama.

    ke atas

    Tahukah Anda? Bahwa ...

  • Lima orang meninggal, 74 hilang dan 149 luka

  • Tim Pencari Fakta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Indonesia yang bekerja sampai hari Sabtu (31/8) mengungkapkan telah menemukan adanya data baru mengenai jumlah korban menyusul terjadinya kerusuhan tanggal 27 Juli 1996 lalu. Dalam penjelasan yang merupakan hasil kesimpulan sementara Komnas HAM ditemukan data baru 5 orang meninggal dunia, 74 orang hilang dan 149 orang luka-luka. Pengumuman sementara ini dikeluarkan berkaitan dengan kerusuhan 27 Juli 1996 lalu menyusul pengambilalihan Kantor Dewan pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia (DPPPDI)diJl. Diponegoro No. 58 pada tanggal yang sama.
    Hasil sementara Tim Pencari Fakta Komnas HAM ini diumumkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komnas HAM Baharuddin Lopa yang didampingi Wakil Ketua II Marzuki Darusman, Charles Himawan, Bambang W Suharto, Soegiri dan Asmara Nababan dalam jumpa pers di Sekretariat Komnas HAM hari Sabtu (31/8) petang. Kelima korban yang tewas berdasarkan temuan Tim Pencari Fakta Komnas HAM, menurut Lopa sudah termasuk didalamnya empat korban yang sudah diumumkan oleh pemerintah. "Satu orang yang kami temukan adalah Sariwan (40 tahun) warga Jalan Pembina I/3 di kawasan Matraman, Jakarta Timur. Ia sebenarnya warga Indramayu (Jawa Barat). Keterangan ini diambil dari RS Persahabatan di Rawamangun (Jakarta Timur)," tegas Lopa (Kompas).

  • Budaya Kekerasan Telah Melekat pada Masyarakat di Indonesia

  • Di balik segala keramah-tamahannya, masyarakat Indonesia sangat dekat dengan budaya kekerasan. Menurut Dr Saraswati, antropolog dari Universitas Washington, Amerika Serikat, budaya kekerasan di Indonesia memiliki akar sejarah yang kuat. Karena telah berjalan sejak lama dan orang terlalu sering melihat kekerasan, kini masyarakat cenderung menganggap kekerasan sebagai sesuatu yang normal dan biasa-biasa saja. ''Orang menganggap wajar-wajar saja sopir angkutan umum ditempeleng. Orang tidak lagi kaget dan tidak mempertanyakan ketika seorang aktivis ditempeleng, disetrum, dan disundut rokok,'' kata Saraswati dalam diskusi yang diselengggarakan Litbang Harian Umum Kompas di Jakarta, Selasa (1/10). Kekerasan, kata Saraswati, merupakan pemandangan umum yang terjadi sehari-hari di Jakarta. Seorang siswa STM yang tidak tahu apa-apa ditangkap dan dipukuli petugas beramai-ramai dan dipaksa mengakui ia terlibat dalam suatu perkelahian antarpelajar. Seorang mahasiswa Universitas Nasional, ditangkap orang-orang tidak dikenal, dipukuli, dilistrik, dan dipaksa mengakui perbuatan-perbuatan yang tidak dilakukannya. Seorang sopir taksi ditempeleng aparat karena melanggar lalu lintas.
    ''Ini merupakan bentuk-bentuk state violence, kekerasan oleh aparat. Kekerasan bahkan sudah menjadi sebuah bahan lelucon dalam acara lawak di televisi,'' kata Saraswati. Bahasa sehari-hari yang digunakan dalam masyarakat pun, tutur Saraswati, sudah mencerminkan pengabsahan kekerasan. Dari anak kecil, pemuda, ibu rumah tangga, sampai para pembesar dengan gampang melontarkan kata-kata ''gebug'', ''gua matiin'' dan sejenisnya. Kekerasan telah menjadi bagian dari ungkapan sehari-hari tanpa mempertanyakan lagi apakah tindakan-tindakan seperti itu bisa dipertanggungjawabkan di hadapan hukum.
    Kekerasan, menurut Saraswati, juga terjadi dalam interaksi antara kelompok masyarakat yang kuat secara ekonomi dan kelompok yang lemah (economic violence). Ada kecenderungan orang kaya merasa berhak melakukan tindakan-tindakan kasar terhadap orang miskin. Kekerasan di bidang ekonomi ini, sering bercampur dengan tindak kekerasan oleh aparat seperti dalam kasus-kasus perburuhan. Buruh pabrik sepatu hanya dibayar satu dollar AS sehari, padahal sepatu itu dijual seharga 80-120 dollar AS. Mereka kadang harus berhadapan dengan aparat bila mengadakan pemogokan.
    Tindak kekerasan, kata Saraswati, terjadi pula dalam urusan domestik (domestic violence). Kekerasan semacam ini dilakukan oleh suami terhadap isteri atau orangtua pada anak-anak. ''Kekerasan semacam ini sering terjadi dalam lingkungan keluarga. Bentuk kekerasan ini akan dicontoh anak-anak. Setelah dewasa, mereka akan melakukan tindakan kekerasan terhadap mereka yang lemah,'' kata dosen studi gender di Universitas Washington itu. Lebih lanjut Saraswati mengungkapkan, kekerasan yang telah membudaya di Indonesia memiliki sejarah panjang yang bisa dilacak sejak zaman kolonial. Pada masa penjajahan Belanda, kepala seorang tentara bayaran yang dipancung sengaja dipertontonkan untuk umum. Juga di zaman Jepang. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan pun tidak luput dari kekerasan. Kekerasan, kata Saraswati, bahkan dipergunakan pula oleh mereka yang saat ini menginginkan perubahan. Dalam unjuk rasa masih sering terdengar slogan-slogan ''gantung'', ''bunuh'', dan sebagainya. Ia mengingatkan, agar perubahan-perubahan politik tetap dilakukan dengan jalan tanpa kekerasan, karena bila perubahan politik dilakukan dengan kekerasan akan melestarikan kekerasan itu sendiri. ''Bila kekerasan dilawan dengan kekerasan, situasinya akan bolak-balik ke situ-situ juga,'' kata Saraswati. (Kompas)
    ke atas
    Edisi berikutnya
    Kembali ke indeks Media PPI Okayama

    Kembali ke Halaman Utama :
  • Bahasa Indonesia
  • English version