Media PPI Okayama Edisi Oktober 1996

oooOOO()OOOooo
STAF:
Pelindung : Konsul Jendral KJRI Osaka, Bapak Yulwis Yatim
Penanggungjawab : Ketua PPI Komisariat Okayama, Usman Ahmad
Ketua Redaksi : Hadi Susilo Arifin
Anggota: Adrin Tohari, Usman Ahmad dan Adli
Distributor : Rhizni Estini Makmur & Putu Sukarmen
Alamat Redaksi : Tanimannari 1-15-3, Okayama 700,
Tel: (086) 255-7197, Fax: (086) 252-6321
e-mail : arifin@ccews1.okayama-u.ac.jp
Home Page: http://mama.agr.okayama-u.ac.jp/ahmad/ahmad.html
Edisi No. 10/Oktober/96
oooOOO()OOOooo

Daftar Isi

Sekapur Sirih
Seputar Kita
Aneka Aktifitas
Info Pendidikan
Dapur PPI
Serba-serbi Kue Serabi
Tahukah Anda? Bahwa ...
Cakrawala Negeri Sakura

Sekapur Sirih

Musim gugur telah tiba ditandai dengan udara yang sejuk dan nyaman. Pemandangan di sekitar kampus kitapun kini berubah, terlebih di luar kota dan di pegunungan. Dedaunan maple (momiji), Ginko biloba (ichou), kainoki, hanamizuki, urushi, dan lain-lain berubah warna (kouyou) ada yang merah, kuning, coklat dan kemudian berguguran. Awal musim gugur ditandai dengan semerbaknya aroma bunga kinmokusei (bunga warna kuning, emas) dan ginmokusei (bunga warna putih, perak) di mana-mana terutama di jalan antara kaikan dan kampus Okayama Daigaku.
Perubahan musim ini mengiringi pula perubahan wajah pengurus PPI Okayama setelah serah terima jabatan dari Sdr. Hadi Susilo Arifin ke Sdr. Usman Ahmad pada Rapat Anggota PPI, 10 Oktober yang lalu. Begitu pula susunan Dewan Redaksi MPPIO, ada beberapa penggantian staf sekalipun beberapa nama lama muncul kembali. Dengan munculnya wajah-wajah baru di kepengurusan PPI maupun di MPPIO diharapkan akan memberikan suatu penampilan yang baru pula. Oleh karena itu pada edisi kali ini, MPPIO menampilkan satu kolom baru tentang istilah, adat-budaya dan apa saja tentang Jepang, yang diberi nama "Cakrawala Negeri Sakura". Diharapkan dari kolom tersebut, para pembaca memperoleh pengetahuan budaya Jepang sehingga bisa dibawa pulang untuk berceritera di Indonesia. Direncanakan pula pada ulang tahun pertama MPPIO, edisi Januari 1997 yang akan datang, wajah logo kepala monthly newsletter ini akan berubah. Ayo, siapa yang mau sumbang saran dan usul untuk disain tersebut?
Akhirnya kepada pengurus PPI Okayama 1996/ 1997 diucapkan selamat mengemban tugas dan selamat bekerja, semoga PPI kita semakin berjaya. Kepada seluruh pembaca, harap hati-hati dan jaga kesehatan karena udara di Okayama akan semakin dingin. Nah, selamat membaca MPPIO, teman Anda di akhir bulan.

Redaksi

ke atas

Seputar Kita

  • Hallo...yang berulang-tahun

  • Ada yang tercecer di bulan Oktober, meskipun terlambat staf redaksi MPPIO mengucapkan selamat ulang tahun kepada uni Esti pada 20 Oktober yang lalu. Sementara pada bulan November tanggal 6 dan 7 masing-masing merupakan hari ulang tahun kang Hadi dan kaka Andi. Selamat ya, selamat di dunia dan akhirat, banyak rezeki, dan sukses dalam belajar !!!

  • Mengajar bermain angklung

  • Setelah menuntaskan penulisan paper II, kang Hadi langsung dapat tawaran untuk mengajar bermain angklung dalam session khusus untuk lagu Cacamarica, Nona Manis dan Rasa Sayang-sayange, pada hari Jumat, 1 November 1996 pk. 09.00 s.d. 9.40 di salah satu Sekolah Dasar milik Okayama City. Untuk mengajarkan vocal serta pengucapan lagu dalam bahasa Inmdonesia yang benar, kang Hadi memboyong trio biduanita tingkat PPI Okayama, yaitu teteh Tiara, mbak Kunti dan Uni Esti. Kebetulan mbak Kunti dan uni Esti merupakan mahasiswa yang mengikuti AIEJ Short Term Student Exchange Promotion Program (inbound) Peace and Friendship Scholarship, jadi mereka punya kewajiban juga dalam membawa misi pertukaran budaya.

  • Masakan Indonesia di Ichinomiya Koukuminkan

  • Selama 2 jam kang Hadi akan mendemonstrasikan masakan Indonesia di hadapan 10 orang warga Jepang di Ichinomiya Koukuminkan, Okayama-shi pada 2 November 1996. Adapun menu utama yang akan dipraktekan adalah ‘bubur ayam Indonesia’ dengan segala aksesorinya termasuk emping melinjo/krupuk udang Sidoarjo dilengkapi minuman wedang jahe, dan ditutup dengan desert kolak waluh. Menurut info kang Hadi, katanya sekali berkiprah demonstarsi masak di hadapan orang Jepang maka undangan berikutnya akan datang mengalir dari kelompok-kelompok lainnya. Mengenalkan masakan, berarti mengenalkan salah satu budaya bangsa juga, lho...

    ke atas

    Aneka Aktifitas

  • Rapat Anggota PPI Okayama & Welcome Party

  • Sesuai dengan ide yang tercetus oleh mantan Ketua PPI Okayama periode 1995/1996, untuk pertama kalinya dalam lembaran sejarah PPI Okayama diadakan Sidang Rapat Anggota yang bersifat formal dan konkrit. Untuk merealisasikan ide acara Rapat Anggota PPI Okayama 1995/ 1996 sekaligus acara perkenalan anggota baru yang merupakan agenda kegiatan terakhir pengurus PPI Okayama periode 1995/1996, maka dibentuk panitia pelaksana yang diketuai oleh Sdr. Adrin Tohari yang didampingi oleh panitia pengarah untuk mengkonsolidasi pelaksanaan acara persidangan.
    Acara Rapat Anggota dan perkenalan anggota baru dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 1996 bertempat di Conversation Hall Okayama, University International House. Kedua acara ini dihadiri oleh 26 anggota tetap dan 2 anggota luar biasa PPI Komisariat Okayama, dan 2 orang undangan sebagai perwakilan dari Perhimpunan Persahabatan Okayama-Indonesia. Dalam acara perkenalan anggota baru PPI Komisariat Okayama, 10 orang anggota baru telah diterima sebagai anggota tetap dan 2 orang sebagai anggota luar biasa PPI Komisariat Okayama. Dalam acara persidangan Rapat Anggota yang dipimpin langsung oleh Presidium yang diketuai mas Sdr. M. Sasmito Djati dan Sdr. Usman Ahmad, Sidang Rapat Anggota telah menyatakan berakhirnya kepengurusan PPI Komisariat Okayama periode 1995/1996 dengan menerima secara bulat Laporan Pertanggungjawaban Pengurus PPI Komisariat Okayama periode 1995/ 1996 yang disampaikan oleh Sdr. Hadi Susilo Arifin, Ketua PPI Komisariat Okayama periode 1995 /1996. Persidangan juga telah menetapkan beberapa keputusan-keputusan penting, yaitu:
    1. Hasil sidang Komisi A, yaitu 4 butir Rekomendasi kepada Pengurus PPI Komisariat Okayama periode 1996/ 1997.
    2. Hasil sidang Komisi B yaitu Program Kerja dan Rencana AnggaranBelanja PPI Komisariat Okayama periode 1996/ 1997.
    3. Memilih dan mengangkat Sdr. Usman Ahmad sebagai formature yang merangkap Ketua PPI Komisariat Okayama periode 1996/1997.
    Acara persidangan diakhiri dengan sambutan ketua terpilih yang berintikan himbauan kerjasama seluruh anggota PPI Okayama untuk merealisasikan keputusan rapat anggota.

  • Briefing terakhir Okayama Ai Festival

  • PPI Okayama pada tanggal 15 Oktober 1996 mengirim utusannya, bang Usman, mas Yunus dan bang Adrin) untuk menghadiri acara pengarahan terakhir Okayama Ai Festival, bertempat di Ruang Rapat International Division, Okayama City Office. Utusan dari berbagai asal negara mendapatkan pengarahan berupa sarana perlengkapan Food Stand yang disediakan oleh pihak panitia, susunan acara selama dua hari termasuk jadwal penampilan tim tari PPI Okayama, dan juga menerima uang subsidi sebesar 3000 yen dari pihak panitia.

  • Rapat Pembentukan Pengurus PPI 1996/1997

  • Bertempat di Okayama University International House, Ketua PPI Okayama terpilih, bang Usman memimpin rapat pembentukan pengurus yang dihadiri oleh 19 orang anggota. Rapat berhasil membentuk susunan pengurus sebagai berikut:
    Ketua : Usman Ahmad
    Sekretaris : Adrin Tohari
    Bendahara : Rhizni Estini Makmur
    Sie Kesenian & Bazar : Ahmad Yunus dan Kunti I.K. Kartono
    Sie Perlengkapan : M. Hasan dan Putu Sukarmen
    Sie Olah Raga dan Rekreasi : Agus Aribowo
    Sie Publikasi : Adli
    Sie Perwakilan Kurashiki: I Wayan Gara
    Ketua Redaktur Media PPI Okayama: Hadi Susilo Arifin
    Dalam rapat juga dibahas secara rinci tanggung jawab dan tugas setiap koordinator dan staf pengurus. Selain itu disampaikan pula laporan pertanggungjawaban Panitia Pelaksana Rapat Anggota oleh Sdr. Adrin Tohari.

  • Okayama AI Festival, 19- 20 Oktober 1996

  • Bertempat di halaman utama Nishigawa Ai Plaza Building, PPI Okayama mewakili kontingen negara Indonesia berpartisipasi dalam acara tahuan Okayama Global Village/ AI Festival. Bazar makanan Indonesia kali ini menyajikan lumpia, pisang goreng dan lemper yang merupakan kerjasama PPI dan darma wanita-nya.
    Pada upacara pembukaan, PPI Okayama yang diwakili oleh mas Yunus mengikuti parade bendera negara peserta dengan menyampaikan salam Selamat Siang kepada hadirin dengan logat Jawa-nya yang kental dan medok. Pada jam 12.00 acara bazaar makanan dibuka. Dibantu oleh para volunteers dari pihak panitia, anggota PPI yang berada dibelakang stand Indonesia mulai beraksi dengan bahasa Jepun yang cukup lincah dan berani menawarkan jajanan serta kerajinan Indonesia kepada pengunjung. Tepat pk 12.55 tim tari Indonesia yang diwakili oleh triplet KET (mbak Kunti, uni Esti, teteh Tiara) mempersembahkan tari Minang (Tari Pring/red.) dengan anggun dan luwes dan mendapatkan sambutan yang cukup hangat dari penonton. Dan yang paling menarik adalah setelah beberapa lama tarian selesai, cuaca berubah menjadi sangat mendung dan hujan pun turun.
    Pada hari kedua, cuaca sangat cerah, kesibukan di dapur lebih padat daripada hari sebelumnya karena pengunjung yang banyak. Disela-sela kesibukan rutin di stand, beberapa anggota PPI yaitu mas Djati, beli Putu dan boku Adrin mengikuti acara sumo competition. Tapi sayang, tak satupun dari ketiganya yang keluar sebagai pemenang. Wah, tampaknya perlu berlatih tanding dengan Takano Hana nih ...

  • Pembentukan panitia acara Fure Ai Matsuri

  • Selasa, 22 Oktober, bertempat di Okadai Kaikan diadakan rapat pembentukan panitia insidentil untuk acara Fure Ai Matsuri (26-27 Oktober 1996). Diputuskan penanggung jawab utama dalam pelaksanaan bazaar adalah lae Siagian. PPI merencanakan untuk menyajikan makanan khas yang sama dengan acara Okayama Ai Festival, yaitu pisang goreng dan lumpia (penanggung jawab mas Yunus dan kang Wawan), lemper dan makaroni goreng (bang Us dan nyonya) plus agar-agar (kang Ridla dan nyonya), dan sate ayam (lae Siagian dan cik Herodi). Juga tidak ketinggalan, tim triplet KET akan berpartisipasi dalam acara di atas panggung di hari minggunya untuk kembali mempersembahkan Tari Piring.

  • Fure Ai Matsuri, 26-27 Oktober 1996

  • Bertempat di halaman utama Fure Ai Centre, PPI Okayama menjual sate ayam ramuan bujang Musi cik Herodi, juga menjual pis-gor, lemper, lumpia, makaroni dan agar-agar. Di hari pertama mas Ari berhasil menggondol dua buah melon setelah menyisihkan pakar-pakar nihon-go dari berbagai penjuru dunia dalam acara Quiz Bahasa Jepang. So pasti hadiahnya itu untuk rame-rame donk. Omedetou, Ari-san. Pada hari kedua, didukung dengan udara yang lebih cerah dan pengunjung yang lebih banyak, PPI berhasil menjual makanan dagangannya dan beberapa barang kerajianan. Triplet KET mempersembahkan Tari Piring dibawah hangatnya sinar mentari dengan mendapatkan sambutan yang meriah.

    ke atas

    Info Pendidikan

    Rapat pengurus PPI Korda Kansai yang diselenggarakan pada tanggal 20 Oktober 1996 di Kansai Dormitory, Osaka, telah membicarakan beberapa hal, antara lain tentang rencana Temu Ilmiah I PPI Korda Kansai yang diusulkan diadakan pada bulan akhir Februari 1997 yang akan datang. Adapun maksud dan tujuan Temu Ilmiah tersebut, adalah: (1) merupakan sarana tukar menukar informasi ilmiah, (2) salah satu sarana yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia melalui penyebaran hasil riset, (3) sarana peningkatan kesolidan dan kekompakan PPI yang ada di wilayah Kansai.
    Temu Ilmiah y.a.d. diharapkan akan dapat meng-cover berbagai tema/bidang ilmu pengetahuan karena besarnya keragaman bidang antar anggota PPI di wilayah Kansai.

    ke atas

    Dapur PPI

    Seperti biasa, kolom ini menyajikan arus surat yang keluar dan yang masuk dari/ke sekretariat PPI Okayama, sbb.:
  • Terima ucapan selamat melalui e-mail dari seluruh pengurus PPI Korda Kansai atas terselenggaranya acara Rapat Anggota PPI Komisariat Okayama dan terpilihnya ketua baru, Sdr. Usman Ahmad untuk periode 1996/1997 (12 Oktober).
  • Terima undangan Rapat Pengurus Korda Kansai pada tanggal 20 Oktober 1996 di Osaka (14 Oktober).
  • Terima surat dari Bpk. Lemana Ruswan yang berisikan kerjasama dalam urusan pengiriman buku dan/ atau barang anggota PPI yang akam kembali ke Indonesia (16 Okt.)
  • Mengirim surat permohonan peminjaman pakaian Daerah Minang ke KJRI untuk keperluan acara Okayama Ai Festival (17 Okt.)
  • Terima e-mail dari pengurus KMII tentang pendaftaran calon Haji Indonesia keberangkatan Tokyo (25 Okt.)
  • Terima e-mail dari FKI-PPI Korda Kansai tentang Temu Ilmiah I PPI Korda Kansai (28 Okt.)
  • Terima e-mail dari FKI-PPI Korda Kansai yang berisikan pemberitahuan kerjasama antara PPI Korda Kansai dengan IDC dan permintaan daftar anggota PPI Okayama (29 Okt.)
  • Mengirim surat ke KJRI tentang pengembalian peminjaman pakaian daerah (31 Okt.)
  • ke atas

    Serba-serbi Kue Serabi

  • Kabar dari teteh Pipin

  • Di akhir bulan ini, masuk berita melalui kartupos dari teteh Pipin yang dikirim dari Jakarta. Selain menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh rekan-rekan PPI di Okayama, juga dia menanyakan siapa yang menjadi ketua baru PPI Okayama periode 1996/1997. Yang paling menggembira-kan, dia juga memberi kabar bahwa saat ini dia telah memperoleh pekerjaan di Association of International Education, Japan (AIEJ) dan berkantor di Sumitmas Building 5th floor, Jl. Sudirman, Jakarta. Selamat bekerja, ya.. eh, siapa tahu ada di antara kita yang kelak akan berhubungan dengan AIEJ untuk program pasca-doktor atau student exchange, nah di sana ada teteh euy..!!!

  • E-mail bung Grevo ke redaksi MPPIO

  • KOCHI ??? Inilah berita dari Kochi. Pertama-tama, sekali lagi terima kasih untuk semua yang di Okayama atas enam bulan "hidup selingkungan". Bagaimanapun banyak hal yang terjadi selama masa tersebut, yang kadang-kadang "menyenangkan". Kepada yang baru datang, selamat berusaha mencari yang "menyenangkan" tersebut.
    Dengan penuh keyakinan, saya percaya semua yang di Okayama belum ada yang pernah berkunjung ke daerah atatakai kokoro demikian "Nenek moyang" Kochi mengistilahkannya. Kenapa? Karena alamnya yang sangat indah (benar lho). Sebagian besar wilayah Kochi merupakan daerah hutan lindung yang sangat hijau (perlu diingat, untuk datang ke sini dari Okayama siap-siap lewat tonneru dan ada yang sampai 4 km. Kalau dijumlahkan semua terowongan, panjangnya bisa sampai 20 km lebih).
    Penduduknya umumnya petani dan nelayan, yang umumnya "tua-tua" (jangan heran kalau populasi orang muda di sini sangat sedikit, gile ngak???)."Pendapatan Asli Daerah" tetap bertumpu pada pertanian, perikanan dan pariwisata (mau ikan segar, buah-buahan dan aneka hortikultura, datanglah ke sini). Atau mau camping sambil menikmati udara pegunungan di pinggir laut, datanglah kemari. Sebagai daerah perikanan, jangan heran kalau berhari-hari "kampung-kampung" kelihatan sunyi sepi atau yang ada cuma para kaum wanita yang nungguin suami pulang nagkap ikan. Kochi terkenal dengan sungai Shimanto yang merupa-kan satu-satunya sungai yang terbersih dan bebas dari pencemaran di Jepang, dan diyakini merupakan sungai terbaik di dunia. (bayangin aja, gile ngak?). Kochi Daigaku termasuk salah satu universitas "terkecil" (di mana?/red.) dengan jumlah mahasiswa tidak lebih dari 4000 tetapi memiliki Marine Research Center yang terpopuler. Dari 4000 mahasiswa tersebut, "Sebanyak" 3 orang dari Republik tercinta (PPI pusat Kochi hahaha...).
    Bulan depan nanti nulis lagi tentang kecanggihan dan keanehan "kampung halaman ini".(grevo@cc.kochi-u.ac.jp)

    ke atas

    Tahukah Anda? Bahwa ...

  • Nobel untuk Horta dan Uskup Belo (Oleh Amir Santoso)

  • Hadiah Nobel perdamaian untuk Uskup Belo masih bolehlah, tapi yang untuk Ramos Horta membikin nasionalisme saya semakin kental karena saya semakin yakin bahwa negara saya sedang coba dicabik-cabik oleh kekuatan asing yang tidak menyukai negeri ini menjadi aman.
    Saya merasa aneh mengenai alasan pemberian Nobel perdamaian untuk Horta. Apa kontribusinya bagi perdamaian di Timtim apalagi untuk dunia? Semuanya juga tahu bahwa selama perang saudara di Timtim, partai Fretilin yang Komunistis pimpinan Horta paling getol membunuhi ratusan bahkan mungkin ribuan orang Timtim dari partai-partai lain yang menjadi musuhnya. Apakah pembunuhan itu dianggap sebagai upaya perdamaian? Mantan pimpinan Apodeti, UDT, dan sebagainya tentu bisa menjadi saksi mengenai kekejaman Horta bersama Fretilinnya itu.
    Baru setelah melarikan diri ke luar negeri, Horta berkeliling melakukan kampanye untuk membebaskan Timtim dari apa yang disebutnya sebagai penjajahan Indonesia. Belakangan terbetik berita di media massa bahwa dia bentrok dengan kawan-kawan seperjuangannya karena menggunakan isu Timtim untuk mencari dana guna dipakai bagi keperluannya sendiri. Selama melarikan diri itu, isu yang dilemparkannya di arena internasional dan ajakan kepada penduduk Timtim bukanlah bagaimana menciptakan perdamaian di Timtim melainkan bagaimana menciptakan kekacauan dan perlawanan terhadap pemerintah Indonesia. Karena itu menjadi sangat mengherankan apabila model kampanye seperti itu dimasukkan ke dalam kategori mengajak untuk menciptakan perdamaian. Apa bukan terbalik?
    Kita ingat ketika Rabin dan Arafat mendapat Nobel perdamaian maka kriterianya sangat jelas. Dua orang itu telah melakukan upaya tanpa kenal lelah melalui berbagai macam cara untuk menyelesaikan konflik Arab-Israel melalui jalan damai bukan jalan kekerasan. Semuanya tahu bahwa melontarkan gagasan perdamaian ke alamat faksi-faksi garis keras di Palestina dan di Israel dan meyakinkan mereka mengenai perlunya jalan damai, bukanlah hal yang mudah. Hanya orang yang memiliki kapasitas dan niat baik untuk berdamai yang mampu melakukan hal itu.
    Bagi dalam negeri Indonesia, pemberian Nobel untuk Horta justru akan lebih menyakiti hati mayoritas orang Timtim sendiri ketimbang menampar muka pemerintah Indonesia. Semua orang Timtim yang tinggal di Timtim juga tahu upaya positif pemerintah untuk memajukan Timtim. Bersamaan dengan itu, orang Timtim sendiri juga tahu bahwa Horta tidak berbuat jasa apa pun bagi Timtim kecuali bagi pendukungnya.
    Hadiah Nobel memang tidak mewakili opini dunia mengenai suatu masalah. Artinya, hadiah kepada Horta tidak lalu bisa dikatakan sebagai pendapat internasional mengenai aktivitas Horta. Hadiah itu diberikan oleh Norwegia berdasarkan pertimbangan sekelompok kecil panitia yang tidak bisa dianggap mewakili suara internasinal. Tapi karena memiliki prestise yang mendunia, hadiah ini memang bisa membangkitkan kembali semangat kelompok oposisi di dalam negeri yang kini sedang tiarap untuk mengaktifkan kembali kampanye antipemerintah.
    Tapi dengan memberikan hadiah ini kepada Horta maka sebenarnya panitia Nobel telah membeberkan diri mereka kepada kita bahwa hadiah itu tidak lepas dari bias kepentingan politik. Kita menjadi tahu bahwa ternyata di balik hadiah tersebut terkandung subjektifisme. Sudah tentu hal ini mengecewakan, karena tadinya kita berpikir bahwa hadiah itu dianugerahkan melalui seleksi yang objektif.
    Namun seperti halnya sebuah kasus, bagaimanapun buruknya kasus ini selalu saja ada hikmah yang bisa diambil. Pelajaran pertama dari kasus ini semakin timbulnya kesadaran kita bahwa pemerintah dan negara kita semakin mendapat tekanan dari kelompok-kelompok anti-Indonesia di luar negeri dengan motif yang bervariasi. Ada yang karena tidak memahami keadaan yang sebenarnya akibat bias informasi, ada yang karena bersimpati pada kelompok kiri ataupun kanan, ada yang karena Indonesia bisa menjadi ancaman apabila menjadi negara besar dan maju dan berbagai alasan lainnya. Pelajaran kedua, kasus ini hendaknya menyadarkan kita bahwa pemerintah harus memperkuat upaya untuk memberikan imbangan informasi kepada dunia luar agar mereka tidak hanya mendapat informasi dari pihak yang anti-Indonesia. Mereka ini sangat aktif membuat propaganda anti-Indonesia dengan memutarbalikkan fakta melalui seminar, selebaran ataupun internet.
    Ketiga, kasus ini akan semakin menambah nasionalisme kita yang timbul akibat dari kesadaran bahwa hadiah itu diberikan kepada alamat yang salah hanya karena orang luar ingin mendiktekan kehendak mereka kepada kita. Mungkin kelompok oposisi bergembira bersama Horta, tapi kalau mereka juga tahu siapa Horta dan apa motif aktivitasnya, semoga kasus ini bisa menyadarkan mereka bahwa orang luar pun sering tidak mampu bersikap objektif. (Republika).

    ke atas

    Cakrawala Negeri Sakura

    Ada kata pepatah Melayu, di mana bumi kita pijak di situ langit di junjung. Melalui kolom ini semoga para pembaca yang memang kini berada di Jepang, sedikit banyak akan mengetahui budaya Jepang yang ada di sekitar kita. Kolom ini pertama kalinya menjumpai rekan-rekan sekalian di pertengahan musim gugur (aki), oleh karena itu kami ingin memperkenalkan beberapa istilah ataupun kegiatan budaya yang berlangsung di sekitar musim gugur ini.
  • 1. Imohori:
  • suatu kegiatan memanen imo (ubi jalar) yang biasa dilakukan pada bulan-bulan di musim gugur ini. Bagi orang Jepang, merupakan suatu kenikmatan yang khas menyantap ubi yang hangat di musim gugur yang sejuk ini.
  • 2. Sichi-go-san oiwai:
  • adalah suatu tradisi bagi anak-anak perempuan Jepang yang berusia 7, 5 dan 3 tahun untuk didandani dengan menggunakan kimono yang lengkap dengan rias wajah dan rambutnya. Tahun ini jatuh pada hari Minggu, 3 November 1996 yang merupakan hari kebudayaan.
  • 3. Daigakusai:
  • merupakan suatu matsuri/festival di setiap universitas di Jepang dalam rangka menyambut hari kebudayaan (Culture Day/ Bunka no hi) yang jatuh pada tanggal 3 November. Hampir di setiap kampus di Jepang menyelenggarakan acara tersebut selama 3 hari, yaitu hari Sabtu, Minggu dan Senin (2-4 November 1996). Bunka no hi tsb. ditetapkan sejak tahun 1948, merupakan suatu peringatan terhadap ditetapkannya konstitusi Jepang pasca perang pada 3 November 1946.

    ke atas
    Edisi berikutnya
    Kembali ke indeks Media PPI Okayama

    Kembali ke Halaman Utama :
  • Bahasa Indonesia
  • English version