Media PPI Okayama Edisi Maret 1996

Penanggungjawab : Ketua PPI Komisariat Okayama, Hadi Susilo Arifin
Tim Redaksi : Adli, Arifin Siagian, Hadi Susilo Arifin, Usman Ahmad, Yohanes Alen
Alamat Redaksi : Tani Manari 1-15-3, Okayama 700
Tel/Fax : (086) 255-7197

Daftar Isi

Sekapur Sirih
Seputar Kita
Aneka Aktifitas
Info Pendidikan
Dapur PPI
Serba-serbi Kue Serabi
Tahukah Anda? Bahwa ...

Sekapur Sirih

Suasana keorganisasian PPI Komisariat Okayama pada bulan ini penuh diwarnai suasana haru di sela-sela rasa gembira atas kesuksesan beberapa anggota PPI yang telah menyelesaikan study-nya. Perasaan haru tidak bisa dihindar-kan karena mereka harus segera kembali ke tanah air, me-ngamalkan ilmu yang telah diperolehnya sebagai bakti dan pengabdiannya pada negara. Sebagai kata pepatah, tiada pesta yang tidak berakhir. Keberadaan kita di Okayama ini bersifat sementara, dan suatu saat kita harus meninggalkan-nya demi cita-cita yang lebih luhur. Oleh karena itu, ke-haruan kita adalah rasa bangga dan bersyukur bahwa mereka telah berjaya, dan semoga di tanah air mereka dapat menyalakan api harapannya untuk lebih memicu kemajuan pembangunan Indonesia.

Dalam suasana seperti tertulis di atas maka pada terbi-tan bulan ini disajikan beberapa berita yang memiliki kaitan dengan hal tersebut. Seiring tibanya musim semi, musim yang terindah dan ternyaman di Jepang, di mana bunga-bunga segera bermekaran dan dedaunan mulai bertunas, maka kitapun, mari trubuskan lebih subur semangat belajar kita dalam menghadapi tahun ajaran baru yang akan datang.

Terakhir, redaksi mohon maaf yang sebesar-besarnya bahwa Media PPI bulan Maret terlambat menemui pembaca sekalian. Mohon dimaklumi, kesibukan anggota PPI sangat besar mempengaruhi kelancaran proses penyusunan dan editing naskah. Namun demikian, dukungan anggota yang besar tetap memberikan harapan Media PPI akan tetap menjumpai pembaca sebulan sekali, Insya Allah.

Redaksi

ke atas

Seputar Kita

  • Satu Setengah Jam Bersama Lucky Club

  • Lucky Club adalah sekelompok masyarakat Jepang yang beranggotakan para cendekiawan yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan yang cenderung menyenangi beragam informasi dari luar Jepang. Salah satu kegiatannya adalah se-cara regular mengundang pembicara terutama dari kalangan mahasiswa asing yang sedang belajar di Okayama.
    Pada kesempatan tanggal 15 Maret 1996, bang Adli atas inisiatif brother Ibrahim (The President of Okayama Foreign Student Association) tampil mengenalkan sekilas tentang Indo-nesia, tanah air tercinta kepada mereka. Dengan bermodalkan informasi dari salah seorang pejabat PPI Okayama, yakni Menteri Biro Kesejahteraan Sosial Mas Jonath (Yunus/ red.) yang memberi pinjaman material presentasi berupa majalah dan brosur Indonesia. Alhasil, alhamdulillah anggota Lucky Club manggut-manggut dengan khususk mendengar penjelasan sang presentator. Maklum, karena bang Adli hanya menguraikan tentang hal-hal Indonesia yang serba ideal. Sekalipun demikian dicelah-celah diskusi ada pula yang menyenggol perkara Tim Tim. Untuk menolak pertanyaan tersebut, dengan diplomasi yang cukup sederhana dijawabnya "Maaf pak, kebetulan saya tidak menyenangi hal yang berbau politik, sehingga saya tidak representatif untuk menjawabnya".
    Di penghujung diskusi, yang paling ramai adalah adanya pertanyaan tentang topi salju abadi si pembicara. Mereka de-ngan lugu menanyakan bahwa apakah semua orang Indonesia seperti Anda? Kok, Soekarno (presiden RI pertama/Red.) topinya (maksudnya kopiah) hitam? Dengan jawaban a la bang Adli "ah itu karena senang saja kok, sama halnya seperti Soekarno menyenangi si Dewi putri negeri sakura", lantas audi-ence pun tertawa geli.
    Sebelum permisi pulang, sang ketua panitia memaksa bang Adli menanda-tangani selembar kertas di atas amplop berpita. Maklum, karena pertama kali berpresentasi di depan orang Jepang, dengan perasaan grogi digoreskannya tanda ta-ngan sambil berpikir, ah.. jangan-jangan tadi ada yang salah sewaktu presentasi? E, ternyata kertas bertanda tangan di ta-riknya dan amplop dibiarkannya di tangan bang Adli. Iseng-iseng diintipnya, ternyata berisi secarik kertas bergambar gunung Fuji (go sen en/red.) ada di dalmnya. Lumayan buat beli STMJ sebagai obat dingin. Sambil mengayuh sepeda bang Adli berbisik dalam hati, kapan diundang kayak begini lagi, ya?

  • Selamat Datang Calon Anggota PPI

  • Pada 6 Maret telah tiba di Okayama seorang research student yang mengikuti Student Exchange Program di Okayama University, Tiara Paradisa Romana Venuza Rach-man, mahasiswa tingkat IV Arsitektur Pertamanan IPB, Bogor. Kemudian pada 28 Maret juga telah tiba mahasiswa S-3 dari Kedokteran Hewan IPB, Muhammad Sasmito Djati yang juga mengikuti program yang sama. Sementara pada 29 Maret, ma-hasiswa tingkat IV Fakultas Peternkan Univ. Udayana, I Nyoman Sukrasena juga tiba di Okayama University untuk mengikuti program yang sama seperti teteh Tiara & Mas Djati. Menyambut kedatangan mereka, kang Hadi telah menjemput teteh Tiara dan mas Djati di Kansai airport; kang Ridlo di tem-pat yang sama kebagian tugas menjemput beli Nyoman.
    Berdasarkan data dari Tanaka san, kanrinin Kaikan, pada awal April juga akan tiba 2 orang lagi dari Indonesia, yaitu Agus Ariwibowo (Lapan) dan Gravo Soleman Gerung (Unsrat). Selain itu, ada anak hilang yang kini akan kembali ke Okayama pada 5 April yaitu teteh Erli. Beliau adalah staf ITB yang sedang study S-3 di Okadai, tetapi 1 tahun yang lalu harus hijrah ke Osaka.
    Kepada teman-teman yang baru datang, segenap staf dan anggota PPI Okayama mengucapkan ‘Selamat Datang di Okayama’ semoga cepat dapat beradaptasi dengan udara mu-sim semi dan selamat bergabung dalam PPI Okayama. Jangan lupa mengisi formulir pendaftaran anggota PPI (blanko tersedia di sekretariat PPI), dan selanjutnya bayar iuran 300 yen/bulan.

  • Kesibukan di Dapur Kaikan, Persiapan Sayonara Party

  • Bang Adli, sang pilot Panitia Sayonara Party PPI Okayama ’96 ternyata pada tanggal 15 Maret malam molor 2 jam dari jadwal yang telah ditentukan untuk siap tempur masak-memasak, karena beliau berceramah di Lucky Club. Sambil menunggu, teteh Grace membuat bubur kacang ijo. Eh benar, bubur kacang ijo jadi semua berkumpul tepat pukul 21.30. Jadilah pertempuran babak pertama adalah makan bubur kacang ijo bersama.
    Berikutnya, persiapan perajangan sayur dan bumbu untuk capcai yang dipandu oleh teteh Grace. Di saat itu pula datang pak Ketua PPI, kang Hadi bersama pengawalnya teteh Pipin dan teteh Tiara (eh, apa nggak terbalik?/red.) di tengah-tengah dapur untuk siap membantu apa saja yang bisa dikerjakan. Karena mungkin pak Ketua was-was persiapan besok tak beres, akhirnya beliau bersusah payah ikut menguliti daging ayam untuk opor, menu utama esok harinya.
    Sambil menunggu uda Alen, sang juru masak opor yang sedang arubaito, bang Adli langsung memimpin memproduksi lontong. Sebenarnya ide pertama cara pembuatan perlontongan ini datang dari uda Alen, tetapi karena semakin larutnya waktu maka bang Adli turun langsung meramu, kemudian dimasak berame-rame. Jadilah lontong yang lain dari biasanya. Menu-rut komentar beberapa ibu Dharma Wanita PPI setelah men-cicipi menu party ‘kok, lontongnya seperti nasi yang ditumbuk, ya?’. Teteh Grace berkelit bahwa itu dikarenakan yang punya resep adonan orang Padang, yang ngaduk orang Aceh, semen-tara yang masak orang Jawa. Lantas yang makan orang Jepang, siip kan? Maafkan, ya Bu, namanya saja coba-coba.
    Crew yang meramaikan dapur ini adalah bang Adli, mas Yunus, teteh Grace, uda Alen, kang Hadi, teteh Pipin, teteh Tiara, mas Bambang, kang Wawan dan bang Herodi, serta bang Usman yang sibuk dengan pembuatan spanduk-nya. Pertempuran di dapur kaikan berlangsung hingga pukul 5 pagi WO yang ditunggu dengan sabar oleh bang Adli, uda Alen, mas Yunus dan kang Wawan.
    Sementara itu, di dapur lain mpok Rita sibuk dengan per-pudingannya, sedangkan esok paginya teteh Pipin dan teteh Tiara ribut dengan per-bakwanan, serta teteh Grace bergelut dengan capcai dan industri tea botol-nya.

  • Detik-detik Perpisahan

  • Dari edaran pengumuman PPI tentang jadwal keberang-katan alumni anggota PPI yang akan kembali ke tanah air, maka beberapa anggota PPI yang memiliki waktu luang menyempatkan melepas mereka.

    1. Kel. Om Dharma pada 27 Maret 1996 pukul 07.40 dilepas menuju Kansai Airport oleh kang Hadi, mas Yunus, mpok Rita, teteh Pipin, teteh Tiara serta sejumlah masyarakat Jepang murid-murid Bahasa Indonesia di Kokusai Kouryuu Senta. Sementara mas Gatot & Nyonya tiba di tempat saat Shinkasen menutup pintu, sedangkan bang Us & Nyonya serta Bu Joko & Irvan kecele karena mereka salah menuju platform Shinkansen tujuan Hakata/Hiroshima.

    2. Pada hari yang sama, pukul 10.15 kang Hadi, mas Yunus, bang Us, teteh Pipin, teteh Tiara serta pasukan dari Okayama Perfecture Office di Okayama stasiun melepas keberangkatan lae Anggi, beli Ida bagus, beli Nyoman dan beli Kadek ke Fukuoka Airport yang esok harinya akan ter-bang langsung ke Denpasar.

    3. Pada tanggal 28 Maret 1996, pukul 7.15 Nyonya Joko dan Irvan pergi menuju Kansai airport dengan tujuan Hokaido. Beliau akan berjumpa di Tokyo dengan mas Joko di bulan April dan langsung kembali ke tanah air. Anggota PPI yang sempat melepas beliau adalah bung Usman & Nyonya, mas Yunus, bang Adli, teteh Pipin, teteh Tiara, serta kang Hadi dan seorang wanita Jepang (asisten prof. Lab. Mas Joko?).

    4. Kel. mas Gatot yang akan take off dari Okayama Airport pukul 12.10, tanggal 29 Maret 1996 di lepas dari apart-ment-nya oleh kang Hadi, mas Djati, teteh Grace, teteh Ti-ara dan Cicilia (dari Peru) yang datang lebih awal dari jad-wal karena mereka memiliki jadwal kegiatan lain sebelum pukul 09.00. Anggota PPI lain yang sempat melambaikan tangan melepas keluarga mas Gatot adalah bang Usman & mas Yunus.

    5. Mas Joko berangkat dari Okayama station menuju ke To-kyo pada tanggal 30 Maret 1996. Di Tokyo akan berga-bung dengan keluarga yang baru kembali liburan ke Ho-kaido, dan selanjutnya sama-sama terbang ke tanah air. PPI Okayama mengucapkan salam terakhir kepada para alumni. Semoga merekapun dapat segera kembali beradaptasi dengan situasi dan kondisi di Indonesia. Seperti kata pepatah mengatakan di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.

  • Anggota PPI Liburan ke Indonesia

  • Pada bulan Maret ini beberapa anggota PPI berlibur ke Indonesia, yaitu bang Nasman, mpok Andi, lae Arifin dan bang Herodi. Jangan lupa oleh-olehnya, ya?

  • Rombongan Kesenian Ubud Tiba di Okayama

  • Rombongan kesenian Semara Ratih dari Ubud Bali ber-jumlah 42 anggota yang terdiri dari orang dewasa, remaja dan anak-anak, pada akhir Maret hingga awal April berada di Okayama. Mereka menggelar karya tarinya di kota Kurashiki. Pada kesempatan tersebut teteh Grace bekerja keras selain sebagai interpreter, juga sebagai volunteer yang membantu keperluan mereka termasuk mengumpulkan baju-baju hangat dari beberapa anggota PPI dan mahasiswa asing lainnya untuk mereka karena mereka tidak membawa bekal jaket yang tebal. Mereka akan berkeliling ke prefecture lainnya, a.l. Kagawa, Hyougo, Osaka, Kyoto, Tokyo dll. yang saat ini masih relatif dingin bagi pendatang dari daerah tropis.

  • Anggota PPI yang Ber-Ultah

  • Pada 26 April y.a.d. bang Adrin berulang tahun yang ke 26. Selamat panjaaaaaang umur…..
    ke atas

    Aneka Aktifitas

  • Sayonara Party

  • Bertempat di Convention Room, Okayama University In-ternational House, hari Sabtu tanggal 16 Maret 1996, dari pk. 12.00-15.00 telah berlangsung acara Sayonara Party bagi calon alumni yang akan segera kembali ke tanah air. Acara yang dihadiri oleh anggota PPI & keluarga serta anggota Persa-habatan Indonesia Okayama berjalan lancar. Di awali laporan Ketua Panitia, Bang Adli yang berpantun, kemudian sambutan oleh Kenzo Kondou san dan diakhiri sambutan kang Hadi. Setelah pemberian tanda mata baik dari PPI maupun dari Per-sahabatan Indonesia Okayama dilakukan foto bersama. Para alumni, mas Gatot, mas Joko, om Darma, lae Anggi, beli Ida Bagus dan beli Nyoman menyampaikan kesan-kesannya selama di Okayama. Acara ramah tama dilakukan dengan santap siang bersama sambil diisi spontanitas karaoke ria. Esok harinya pada tanggal 17 Maret 1996 Ketua PPI, kang Hadi bersama beberapa anggota PPI lainnya, yaitu lae Arifin, bang Usman & Nyonya, lae Anggi, beli Ida Bagus dan teteh Tiara menghadiri Sayonara Party di Tamano-shi. Acara perpisahan seorang kenshuusei, Sdri. Ami Supadmi yang akan kembali ke Indonesia.

  • Yuk… Kita Berhanami

  • Perkumpulan Persahabatan Indonesia-Okayama dan PPI Okayama serta kenshuusei Teikoku, Souja, Seno dan Saiidaiji akan menyelenggarakan ‘Hanami’ sekaligus welcome party bagi anggota baru PPI dan kenshuusei yang juga baru tiba, pada hari Minggu 7 April 1996 bertempat di depan Korakuen. Demi untuk kemudahan bertemu, maka diharapkan pada pukul 11.00 semua peserta harap kumpul di dekat/bawah salah satu Jembatan Asahi Gawa di seberang ‘Sankoso Building’.
    Sahabat Jepang akan menyediakan konsumsi dalam bentuk makanan daging, ikan dan kue ringan serta minuman tetapi bagi rekan yang berminat membawa sendiri tentu tidak apa-apa, atau PPI menyumbang makanan yang bahannya dibeli dari Kurasawa? Ayo siapa yang mau jadi juru masaknya?
    ke atas

    Info Pendidikan

  • Shotsugyou Shiki

  • Pada tanggal 25 Maret yang lalu di Okayama University telah berlangsung Graduation Ceremony. Beberapa di antara yang diwisuda adalah anggota PPI, yaitu Dr Gatot Dwianto, Dr Joko Prayitno Susanto, Dr M. Dharma Utama, Usman Ahmad MAgr. dan Ir Ahmad Herodi. ‘Selamat Sukses’ ya!!!
  • Judul-judul Proyek Penelitian

  • Pada terbitan perdana Media PPI telah disajikan judul-judul proyek penelitian anggota PPI yang bulan ini diwisuda. Untuk mengenalkan kegiatan penelitian di sesama anggota PPI Okayama maka kali ini kembali kami sampaikan beberapa judul proyek penelitian anggota PPI lainnya, sebagai berikut (nama diurut secara alphabetic):
    Adli (S-3):
    The processing of biosignal and its application in biomedical engineering (Div. Natural Science & Tech-nology for Intelligence/ Biomedical Engineering Lab.).
    Adrin (Research Student):
    Influence of ground water seep-age on the slope stability (Dept. of Environmental Design & Civil Engineering).
    Hadi Susilo Arifin (S-3):
    The identification of home gar-dens performance by physical characteristics under the in-fluence of socio-economical factors in different urbanized zones, West Java, Indonesia (Landscape Architecture & Ecosystem Management Lab.).
    Rita Mutia (S-3):
    Fatty acid modification of poultry meat and egg concern to cholesterol problems (Feed Science & Technology Lab.).
    Wawan Hermawan (S-3):
    Antifeedant activity from tropical plant against Diamond Back Moth (DBM), Plutella xylos-tella L. (Integrated Pest Management Lab.).
    Yohannes Alen (S-2):
    Isolation of the active compounds from Sumatra rain forest plants (Dept. of Natural Re-sources Chemistry).
    ke atas

    Dapur PPI

  • Melalui e-mail (8 Maret), PPI Okayama menerima unda-ngan untuk menghadiri seminar dan pertemuan dengan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang diseleng-garakan pada 16 Maret 1996 di Korda Kansai, Kyoto.
  • Tanggal 9 Maret 1996 tiba faximile dari Korda Kansai berisi Undangan, Susunan Panitia, dan Acara Seminar 16 Maret 1996. Meskipun PPI Okayama telah menawarkan kepada anggota yang berminat hadir akan disubsidi biaya perjalannan, tetapi karena tanggal tersebut bentrok dengan acara sayonara party PPI Okyama sendiri , maka kali ini ti-dak ada yang dapat menghadirinya.
  • PPI menerima pesan memalui telephone answering ma-chine dari Ketua PPI Korda Kansai yang meng-konfirmasikan kembali keinginan PPI Okayama berinduk. Ketua PPI Okayama, Hadi Susilo Arifin segera membalas via e-mail berdasarkan rapat konsolidasi keorganisasian PPI Okayama pada tanggal 2 Desember 1995, bahwa:
    (a). PPI Okayama tidak pernah dikontak secara resmi baik oleh PPI Pusat maupun PPI Korda Hiroshima tentang hasil Kongres PPI Pusat yang menyatakan PPI Okayama di-alihkan dari Korda Kansai ke Korda Hiroshima;
    (b). Secara informal Ketua PPI Okayama telah menerima pertanyaan dari Ketua Korda Kansai melalui telephone tentang keingi-nan PPI Okayama berinduk, dan ketika itu dijawab bahwa PPI Okayama tidak pernah menyatakan keinginan berpin-dah ke Korda Hiroshima;
    (c). Adanya berita di PPI-net yang semakin membingungkan melalui diskusi informal, PPI Okayama segera mengadakan rapat anggota untuk menetu-kan pilihan Korda, dan disepakati bersama dengan pertim-bangan positif dan negatifnya maka PPI Okayama akan tetap berinduk di PPI Korda Kansai;
    (d). PPI Okayama akan menjawab secara resmi apabila ada pertanyaan yang datang secara resmi pula tentang hal tersebut.
  • Tanggal 29 Maret 1996, PPI Okayama kembali menerima sumbangan buku agenda kecil sejumlah 9 ex. dari Yoshiko Sato san. Agenda tersebut akan dibagikan kepada calon anggota PPI yang baru.
  • ke atas

    Serba-serbi Kue Serabi

  • Momotaro Matsuri

  • Momotaro Matsuri, acara festival tahunan terbesar di Okayama yang sedianya akan berlangsung pada tanggal 14 April 1996 dijadwalkan mundur 1 minggu, yaitu menjadi tang-gal 21 April 1996. Perubahan jadwal tersebut diketahui setelah kang Hadi memperoleh hasil konfirmasi dengan pihak penye-lenggara pertunjukkan dan carnaval. Pihak Sanyo Shinbun sebagai salah satu sponsor acara tersebut meminta Ketua PPI menyiapkan beberapa anggotanya untuk dipotret dengan ber-pakaian adat/ nasional Indonesia. Foto tersebut akan digu-nakan untuk poster atau publikasi (?) acara Momotaro Festival.
    Bagi rekan-rekan yang memiliki baju adat/daerah/ nasional dan bersedia untuk dipotret untuk kepentingan di atas agar segera memberi tahu kang Hadi. Jadwal dan shooting belum ditentukan. Sedangkan untuk atraksi Indonesia dalam acara tersebut diharapkan Nyonya Wayan Gara dan 8 kenshuusei Teikoku dapat mengisi tari-tarian Indonesia.
  • Laporan ke KJRI dan KBRI Bagi Pendatang Baru

  • Kepada rekan-rekan anggota baru PPI, yaitu Saudara-saudara yang baru tiba di Okayama, Jepang setelah pengurusan ID card, bank account, insurance, dsb. telah selesai harap segera melapor ke Konsulat Jendral Republik Indonesia Osaka serta ke Kedutaan Besar Republik Indonesia Tokyo. Untuk ke KJRI harap mengirim formulir yang telah diisi dan dilengkapi dengan foto serta dilampirkan Surat Keputusan Sekretaris Kabinat RI (bagi yang PNS) serta pasport aseli. Pengiriman hendaknya dengan pos tercatat dan mohon disertakan pula amplop berperangko cukup yang akan digunakan untuk pe-ngiriman kembali pasport ke pemiliknya.
    Ke KBRI (atase pendidikan dan kebudayaan) perlu diki-rimkan formulir yang telah diisi serta dilengkapi dengan foto. Selanjutnya setiap tiga bulan sekali harap mengirim laporan kegiatan study ke KBRI (terlebih bagi PNS, ini merupakan persyaratan penting untuk memperoleh DP3). Formulir isian baik untuk ke KBRI maupun KJRI bisa diperoleh di Sekretariat PPI Okayama.
  • Tip Bulan Ini

  • Redaksi dapat kiriman menu "Opor Ayam Padang" dari uda Alen. Beliau juru masak yang kehandalannya tidak kita sangsikan lagi, semoga resep di bawah ini dapat membantu teman-teman mengatasi per-menu-an.
    Bahan :
    (1). ayam 1 ekor, (2). ketumbar satu sendok makan, jintan dan adas manis masing-masing satu sendok tea, pala setengah buah, (3). asam jawa, (4). bawang merah atau sama dengan 2/3 bawang bombay, bawang putih 3 siung, jahe sebesar setengah pak (?/red), lengkuas sebesar empu kaki, (5). daun salam, daun kunyit, daun limau masing-masing 2 lembar, serai satu batang, (6). santan.
    Cara membuat :
    Bahan (1) dipotong-potong sesuai selera, bawang bombay dan bawang putih yang telah diparut halus direbus bersama-sama tanpa air, sampai air rebusan yang ke-luar sendiri agak mengering atau sampai daging terasa empuk. Bahan (2) digiling halus dan digoreng bersamaan bahan (4) dan (5) sampai aroma wangi keluar. Setelah daging empuk masuk-kanlah gorengan bumbu dan aduk merata. Baru masukkan ba-han (6), dan setelah kira-kira setengah atau satu jam, masakan siap untuk disajikan. Dedaunan serta serai di atas digoreng sono mama, tidak perlu digiling. Selamat mencoba….!!!
    ke atas

    Tahukah Anda? Bahwa ...

  • Di ASEAN, Internet Akan Diatur

  • Para menteri penerangan negara-negara ASEAN, dalam pertemuan dua tahunan di Singapura hari Kamis (7/3), sepakat membentuk satu badan yang bertugas mengatur dan mengawasi serbuan informasi melalui Internet untuk melindungi generasi muda.
    Pernyataan pers bersama menteri-menteri penerangan ASEAN itu menyebutkan mereka akan membentuk badan pe-ngawasan akhir tahun ini sebagai reaksi terhadap perkemba-ngan Internet. Mereka sebelumnya mengungkapkan kepedulian mengenai percabulan di cyberspace dan informasi di Internet yang bisa menyebarkan tekanan rasial dan religius dalam ne-gara-negara masing-masing. Walaupun para menteri sepakat untuk mengatur Internet, mereka juga mengakui manfaat Internet. "Secara umum perte-muan itu positif menilai Internet, sebagai alat penting dalam informasi tetapi kami juga sadar ada aspek negatifnya," kata Menteri Penerangan Malaysia Mohamed Rahmat kepada war-tawan seusai pertemuan.
    Mereka juga sepakat untuk membangun dan mengembang-kan ASEANWeb Page tujuh negara di Internet. (dikutip dari Kompas).
  • Bunga Kredit KPR Diturunkan

  • Untuk memenuhi kebutuhan rumah, pemerintah memberi-kan kredit perumahan rakyat (KPR) dengan beban bunga 14% untuk rumah sederhana tipe 27 dan tipe 36. Hal itu dituangkan melalui Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 02/KPTS/M/1996. Walau begitu, pemerintah tetap mengimbau pemerintah daerah mengurangi atau menghapuskan sama sekali biaya proses izin mendirikan bangunan (IMB) untuk rumah sederhana (RS) dan rumah sangat sederhana (RSS). Untuk memenuhi kebutuhan itu, pemerintah menyediakan beberapa fasilitas, di antaranya, fasilitas kredit pemilikan ru-mah dengan bunga 8 persen (RSS) dengan harga jual yang ditetapkan pemerintah. Patokan pemerintah menunjukkan tipe 21 dengan bunga 11%, dengan plafon kredit Rp 9,3 juta. Keputusan pemberian kredit untuk RS tipe 27 dan 36 dengan bunga 14%, lebih murah dari bunga di pasaran. Sebelumnya bunga kredit untuk kedua tipe tersebut antara 20-22%. Sedang untuk RSS dengan KPR bunganya 8,5%, dan rumah tipe 21 dengan KPR 11%.
    "Sedang untuk rumah menengah ke atas, pada umumnya dengan bunga yang berlaku di pasar," kata Azwar. Seluruh keputusan itu tertuang dalam Keputusan Menteri Negara Peru-mahan Rakyat No. 02/ KPRTS/M/1996. Hal itu terjadi setelah bekerja sama dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia. (Dikutip dari Kompas).
  • Akan Lahir si Timor, Mobil Produksi Indonesia

  • Setelah Gatutkaca N250, Indonesia pun kini memiliki mo-bil buatan sendiri. Namanya Timor, nama yang mengingatkan pada pulau kecil di Indonesia Timur yang tak pernah lepas dari pembicaraan internasional itu. Menurut Tommy Soeharto, pemilik perusahaan Agen Tunggal Pemegang Merk si Timor itu, arti nama itu adalah Teknologi Industri Mobil Rakyat.
    Rencananya, paling tidak janji yang didendangkan oleh PT Timor Putra Nasional (TPN), baru September nanti sedan 1500 cc ini akan melenggang di jalan-jalan Indonesia. Ketika itu, sebenarnya, Timor belum bisa disebut made in Indonesia: baru sekitar 20% komponen lokal di tubuhnya. Barulah tiga tahun kemudian, direncanakan mobil ini melaju dengan tubuh 60% buatan Indonesia. Peluncuran perdana direncanakan 16.000 unit.
    Lalu, mengapa Timor? Februari 1996, Menteri Perindus-trian dan Perdagangan Tungky Ariwibowo menggelar kon-perensi pers. Ia mengumumkan sebuah Inpres baru tentang pembangunan industri mobil nasional. Pada pokoknya Inpres Nomor 2 Tahun 1996 itu menginstruksikan kepada Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koor-dinasi Penanaman Modal agar secepat mungkin mewujudkan industri mobil nasional.
    Peraturan Pemerintah yang baru itu membebaskan pe-ngenaan pajak barang mewah pada mobil nasional. Menteri Keuangan membebaskan bea masuk komponen impor untuk mobil nasional. Menteri Perindustrian dan Perdagangan mem-berikan batasan yang disebut mobil nasional, dan perusahaan yang telah membuat mobil nasional mendapatkan status pe-rusahaan pionir. Perusahaan mobil pionir dikenai kewajiban memakai komponen lokal secara bertahap untuk produknya. Untuk itulah perusahaan pionir dibebaskan bea masuk untuk komponen impornya, serta dibebaskan dari pajak penjualan barang mewah untuk produknya. Dan ternyata sudah ada perusahaan yang memenuhi syarat sebagai perusahaan mobil nasional, yang karena itu bisa diberi-kan status pionir, kata Tunky Ariwibowo, dalam konperensi pers 28 Februari itu. Itulah PT TPN. PT Timor ini adalah badan hukum Indonesia yang sepenuhnya dimiliki oleh seorang warga negara Indonesia bernama Hutomo Mandala Putra. PT ini pun dan sudah merencanakan akan memproduksi mobil rakitan bermerk nasional, yakni Timor, dan akan dipasarkan dengan harga setengah sedan sekelasnya, Rp 35 juta. (dikutip dari Tempo Interaktif).
    ke atas
    Edisi berikutnya
    Kembali ke indeks Media PPI Okayama
    Kembali ke halaman utama