Media PPI Okayama Edisi April 1996

Penanggungjawab : Ketua PPI Komisariat Okayama, Hadi Susilo Arifin
Tim Redaksi : Adli, Arifin Siagian, Hadi Susilo Arifin, Usman Ahmad, Yohanes Alen
Alamat Redaksi : Tani Manari 1-15-3, Okayama 700
Tel/Fax : (086) 255-7197

Daftar Isi

Sekapur Sirih
Seputar Kita
Aneka Aktifitas
Info Pendidikan
Dapur PPI
Serba-serbi Kue Serabi
Tahukah Anda? Bahwa ...

Sekapur Sirih

Di usia kuartal pertama, nomor ke empat Media PPI Okayama berkesempatan hadir kembali menjumpai rekan-rekan sekalian. Semoga semuanya dalam keadaan baik, sehat dan gembira sekalipun di akhir bulan.
Musim semi telah tiba. Hingga akhir minggu ketiga bulan April udara di Okayama masih terasa dingin, namun setelah acara Momotaro Matsuri, festival tahunan terbesar di kota Okayama berlangsung, sedikit demi sedikit udara berangsur-angsur menghangat. Orang Jepang sendiri banyak memberi komentar bahwa tahun ini merupakan salah mangsa (istilah Jawa/Sunda, yang artinya melesetnya musim), dimana udara dingin menjadi berkepanjangan hingga awal musim semi yang biasanya telah menghangat. Tentu saja keindahan awal musim semi yang juga awal pergantian musim ini merupakan waktu-waktu kritis, berbagai macam penyakit seperti gangguan saluran pernafasan akibat alergi terhadap polen dari bunga-bunga yang bermekaran, serta inflluenza merupakan hal yang perlu diwaspadai. Meskipun terlihat seperti para mantri dan juru rawat berkeliaran di luar rumah sakit, tetapi sebenarnya mereka orang umum yang ber-masker untuk mencegah tular-menulari penyakit saluran pernafasan. Menghadapi Golden Week pada akhir April hingga awal Mei, maka pada terbitan kali ini Media PPI Okayama memberikan tip beberapa tempat liburan yang dapat dikunjungi sehari pulang pergi. Tip lain adalah daftar nama dan nomor telefon anggota PPI Okayama per April 1996. Kepada segenap pembaca, dewan redaksi Media PPI Okayama mengucapkan selamat ber-golden week, jangan lupa jaga diri dan kesehatan baik-baik. Bukankah yang terutama, tugas belajar kita masih panjang ?

Redaksi

ke atas

Seputar Kita

  • Teman-teman yang pulang kampung telah kembali

  • Pada tanggal 5 April yang lalu daeng Nasman telah tiba kembali di Okayama setelah sekitar 3 mingguan berlibur di Ujung Pandang. Sementara itu lae Arifin dan bang Herodi juga pertengahan April lalu telah berada di sini kembali. Mudah-mudahan bagi teman-teman yang baru kembali dari tanah air akan semakin segar menghadapi tahun baru akedemik ini.

  • Pemotretan oleh San Yo Shinbun

  • Bertempat di San Yo Shinbun-sha pada tanggal 11 April yang lalu telah dilakukan pengambilan gambar untuk pemuatan berita ‘foreigners performance’ pada acara Momotaro Matsuri. Dari Indonesia hadir teteh Grace dan teteh Tiara ditemani kang Hadi. Dua orang asing lainnya yang diundang adalah dari China dan Uchi Mongol.
    Sebenarnya pemotretan tersebut bertujuan untuk promosi acara dan pemuatan berita tentang bentuk performance orang asing yang akan tampil pada acara Momotaro Matsuri. Sehingga yang diharapkan hadir untuk dipotret adalah para penampil dengan baju tariannya. Tetapi informasi yang diperoleh sebelumnya hanya mengatakan bahwa akan diadakan pemotretan model dengan berbaju daerah/ nasional dari peserta asing yang diundang. Sehingga pada saat menjelang pemotretan terjadi sedikit salah pengertian antara model (model-modelan/red), Bonquet Supply Corporation (sponsor/ pengundang) dan sutradara/juru kamera. Meskipun bukan baju tarian, tetapi peserta dari Indonesia membawa perlengkapan baju nasional berikut aksesorinya. Sehingga sewaktu teteh Grace dan Teteh Tiara muncul di panggung, beberapa orang yang hadir di tempat shooting sempat berdecak… kirei desu nee…Sementara yang dari China tampil dengan baju sehari-hari karena kurang lengkapnya informasi dalam undangan.
    Pada kesempatan tersebut kang Hadi sebagai ketua PPI komisariat Okayama sempat diwawancarai panjang lebar baik tentang acara tarian yang akan ditampilkan pada Momotaro Matsuri maupun tentang eksistensi PPI Okayama sendiri. Hasil pemotretan dan wawancara dimuat di San Yo Shinbun halaman pertama seminggu kemudian, harian sore (yuukan) 18 April 1996.

  • Selamat jalan teteh Grace…

  • Teteh Grace yang telah berada di Okayama selama sekitar 3 bulan, pada tanggal 17 April yang lalu telah kembali ke Indonesia, tetapi akan singgah terlebih dulu di Hongkong untuk berlibur. Okay, selamat jalan dan selamat berlibur ya… Suatu saat bila kembali ke Okayama lagi, jangan segan-segan bantu-bantu urusan masak-memasak-nya PPI.

  • Okayama Foreign Student Assoc. ber-welcome party

  • Bertempat di Convention Hall, Okayama University International House, pada Sabtu malam tanggal 20 April telah berlangsung acara welcome party bagi para mahasiswa asing yang baru tiba. Okayama Foreign Student Association, sebagai penyelenggara memungut 500 yen bagi mahasiswa lama, sementara itu hadirin/mahasiswa yang akan memper-tunjukkan kebolehannya beratraksi menari atau menyanyi/ karaoke serta mahasiswa baru dibebaskan dari biaya tersebut.
    Pada periode April ini jumlah mahasiswa asing yang baru tiba dari berbagai negara berjumlah 80 orang. Mahasiswa baru Indonesiapun hadir yaitu bung Grevo, mas Djati, beli Nyoman, teteh Tiara, dan teteh Pipin (eh, yang terakhir, baru masuk kaikan).

    ke atas

    Aneka Aktifitas

  • Anggota PPI Liburan ke Indonesia

  • Pada bulan Maret ini beberapa anggota PPI berlibur ke Indonesia, yaitu bang Nasman, mpok Andi, lae Arifin dan bang Herodi. Jangan lupa oleh-olehnya, ya?

  • PPI ber-hanami di Asahi Gawa

  • Persatuan Pelajar Indonesia Komisariat Okayama bergabung dengan Perkumpulan Persahabatan Indonesia Okayama pada tanggal 7 April 1996 telah mengadakan silaturahmi dengan mengundang para trainee/kenshuusei dari Souja (Yunitika), Seno, Tamano (Teikoku) dan Saidaiiji. Acara yang dilaksanakan di Asahi Gawa’s river bank ini sekaligus sebagai welcome party bagi beberapa teman Indonesia ryuugakusei dan kenshuusei yang baru tiba.
    Suasana pagi yang masih menyisakan mendung (dini hari hujan telah mengguyur kota Okayama) sempat membuat hati kecut beberapa anggota PPI bahkan ada yang sempat menelepon ketua PPI, apakah acaranya akan tetap berlangsung? Sehubungan pada Sabtu malam beberapa volunteer PPI telah bekerja keras men-slice daging kambing dan ayam serta merajang kol, paprika dan kabocha, maka yang terpikir oleh kang Hadi adalah bagaimana caranya menghabiskan dan menyantap barbeque a la bang Usman dan the Pipin yang telah duipersiapkan. Maka apapun yang terjadi, acara harus tetap berjalan.
    Setelah terpal biru digelar mas Yunus dan mas Djati, nyala arang telah membara berkat kerja keras Grevo, Bambang, bung Us dkk, aroma wangi-nya daging panggang segera merebak mengusir mendung. Udara dan langit di Okayama benar-benar menjadi hangat dan cerah. Acara ramah tamah berlangsung sambil menikmati hidangan lainnya yang dibawa oleh kenshuusei serta Perkumpulan Persahabatan Indonesia Okayama. Hanya sayang, hanami kali ini dilaksanakan lebih awal dari jadwal 100% mekar-nya bunga sakura.

  • PPI tampilkan tarian Indonesia di Momotaro Matsuri

  • Rangkaian acara pertemuan antara kang Hadi dan mas Gatot (mantan ketua/anggota PPI) dengan Ochi san di Miyoshino Restaurant, berlanjut dengan pemotretan model berbaju nasional Indonesia, pemuatan berita di San Yo Shinbun tentang rencana atraksi sumbangan PPI, telah mencapai puncaknya pada hari Minggu, tanggal 21 April 1996 pukul 14.30, yaitu dengan tampilnya Ny. Wayan Gara yang telah menunjukkan kelincahan seorang penari Bali profesional. Mbok Ni Ketut Adirini, pada kesempatan tersebut membawakan tari kupu. Atraksi berikutnya, pencak silat yang dibawakan dengan tidak kalah lincahnya oleh mas Djati dan uda Alen. Sekalipun waktu latihan bersama hanya satu dua kali, mereka dapat tampil percaya diri, dan jadilah perang tanding antara pencak silat dan silat Minang dengan diiringi gending Bagong Kusudiharjo (dari kaset/red). Performance dari Indonesia diakhiri dengan tarian yang disebut dengan tari Nusantara yang dibawakan oleh 7 orang kenshuusei dari Tamano, bertindak sebagai penata tari adalah mbak Yuyun.
    Banquet Supply Corporation, sponsor acara Internatio-nal Performance ini selain memberi fee kepada para penampil, PPI sebagai organisator khususnya untuk atraksi tari-tarian Indonesia juga menerima fee sebesar go man en.

  • Ketua Umum PPI Pusat berkunjung ke Okayama

  • Dani Mustaqim, Ketua Umum PPI Pusat, Tokyo bersama Husaeni (Bendahara) pada hari Senin, 29 April 1996 mengadakan kunjungan kekeluargaan ke Okayama. Kunjungan ini disambut gembira oleh Ketua PPI Komisariat Okayama bersama staf dan juga dihadiri oleh sebagian anggota.
    Pembicaraan utama dalam pertemuan informal tersebut adalah membahas pengalihan PPI Komisariat Okayama yang berinduk di Korda Kansai ke Korda Hiroshima (Kongres PPI 1-3 September 1995). Dengar pendapat antara Sdr. Dani dengan staf dan anggota PPI Komisariat Okayama secara langsung, menyimpulkan bahwa PPI Komisariat Okayama menghargai hasil Kongres, tetapi diharapkan Ketua Umum PPI Pusat dapat mengambil/melaksanakan kebijaksanaannya untuk menetapkan Korda Kansai tetap sebagai induk Komisariat Okayama. Dijanjikan dalam waktu secepatnya akan disampaikan ketetapan baru KU PPI Pusat tentang hal tersebut.
    ke atas

    Info Pendidikan

  • Akreditasi Ijazah Luar Negeri

  • Untuk menjawab pertanyaan tentang akreditasi ijazah luar negeri dari beberapa anggota PPI Okayama yang baru saja menyelesaikan studi di S-1 dan S-2 di Okayama University dan saat ini masih meneruskan di tingkat berikutnya di Universitas yang sama, maka di bawah ini disajikan informasi tentang hal akreditasi ijazah yang dicuplik dari IPB-net (Jimmy Tirtawangsa) sewrta berdasarkan beberapa pengalaman.
    Bagi rekan-rekan yang telah menyelesaikan studi di luar negeri, termasuk di Jepang setelah kembali di Indonesia harus melakukan kesaksian ijazah (akreditasi ijazah) luar negeri, dengan cara menghubungi Panitia Tetap Penilaian Ijazah Pendidikan Tinggi, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, yang beralamat di Jl. Pintu I Senayan, Jakarta Pusat. Adapun persyaratannya adalah menyerahkan/mengirim:

    a. 4 lembar fotocopy ijazah, dan 1 copy di antaranya harus disyahkan oleh lembaga pendidikan (universitas) tempat belajar di luar negeri (Univ. seal) jika ijazah aseli tidak disertakan/dikirim
    b. surat keterangan dari Perguruan Tinggi yang menyatakan lamanya belajar di Perguruan Tinggi tersebut.
    c. transcript aseli untuk program yang diambil.
    Ijazah dan transcript dari Universitas di Jepang pada umumnya ditulis dalam bahasa Jepang. Maka keduanya terlebih dulu hendaknya di translate dalam bahasa Inggris oleh Perguruan Tinggi bersangkutan. Dan sebelum dibawa ke Indonesia dilegalisir terlebih dulu oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo. Pengiriman dokumen ke Atdikbud KBRI harap disertai pula amplop berperangko cukup, telah ditulis nama dan alamat tujuan yang jelas, lengkap serta benar demi keamanan dan terjaminnya pengiriman kembali.

  • Temu Ilmiah V, PPI Jepang

  • PPI Jepang akan mengadakan Temu Ilmiah ke lima, pada 29-30 Agustus mendatang di Tokyo. Temu Ilmiah ini bertema "Menuju kemandirian Bangsa dalam Menyongsong Pembangunan Indonesia Abad 21". Informasi lebih lanjut dapat diketahui melalui Sekretariat PPI Komisariat Okayama.
    ke atas

    Dapur PPI

  • Pertengahan April yang lalu, PPI Komisariat Okayama menerima e-mail dari Ketua PPI Korda Kansai yang memberi tanggapan atas jawaban PPI Komisariat Okayama yang menyatakan tetap berinduk pada Korda Kansai.
  • Tanggal 18 April 1996, diterima 8 exemplar ‘Berita Kansai’ dari PPI Korda Kansai. Newsletter tersebut telah disebar luaskan ke anggota PPI Komisariat Okayama.
  • Pada tanggal 21 April 1996 pagi, diterima telepon dari Sdr. Abdul Kadir, Ketua PPI Korda Hiroshima. Beliau menginformasikan hasil kongres PPI di Tokyo tentang pengalihan Komisariat Okayama dari Korda Kansai ke Korda Hiroshima, dan juga menanyakan tanggapan/ keinginan PPI Okayama. Sangat diharapkan adanya pertemuan kekeluargaan antara PPI Pusat, Korda Hiroshima, Korda Kansai dan Komisariat Okayama untuk merembugkan kembali induk PPI Okayama.
  • Pada tanggal 21 April malam, juga diterima telepon dari Sdr. Dani Mustaqim (Ketua PPI Pusat, Tokyo) yang juga menginformasikan dan menanyakan hal yang sama, yaitu kedudukan PPI Komisariat Okayama di tingkat Korda. PPI Okayama telah memberi jawaban yang konsisten sesuai hasil rapat anggota pada 25 November 1995 (ralat: bukan 2 Desember 1995, tertulis pada No. 3 Media PPI Okayama).
  • Tanggal 26 April pagi, kembali diterima telepon dari Sdr. Dani Mustaqim yang pada prinsipnya ingin mengadakan informal meeting antara PPI Pusat, Korda Kansai, Korda Hiroshima dan Komisariat Okayama bertempat di Okayama pada tanggal 29 April 1996.
  • Siang 26 April, juga diterima e-mail dari Sdr. Abdul Kadir yang mengkonfirmasikan tentang acara informal meeting di Okyama. PPI Okayama segera membalas sesuai dengan berita hingga butir 5 di atas.
  • Sabtu pagi 27 April, terima telepon dari Sdr. Dani Mustaqim yang akhirnya memberi tahu bahwa pertemuan tanggal 29 April hanya dilakukan antara PPI Pusat dan Komisariat Okayama.
  • ke atas

    Serba-serbi Kue Serabi

  • Hari Raya Iedul Adha

  • Hari Raya Iedul Adha jatuh tepat pada hari Minggu, 28 April 1996. Bagi anggota PPI yangberagama Islam, kami mengucapkan selamat merayakannya.
    Di Okayama University International House, bertempat di convention hall diselenggarakan shollat ied dikordinasi oleh OMSA Okayama, sementara tim pelaksana sebagaian besar mahasiswa Indonesia. Shollat ied dihadiri oleh sekitar 100 jamaah yang juga datang dari Tokyo, Shimane dan Tottori. Shollat dimulai tepat pukul 09.00, khutbah dibacakan oleh Br. Moh. Jumat (Mesir), sedangkan takbir dipandu bang Usman.
  • Yang ber-ultah bulan Mei

  • Anggota PPI merangkap bendahara PPI periode 1995/1996, kang Wawan akan berulang tahun pada tanggal 27 Mei yang akan datang. Teman-teman menunggu undangan dari Tsushima Fukui untuk bersantap soto Bandung atau opor Bandung (hehehe?). Okay, buat kang Wawan, otanjoubi omedetou.
  • Biodata anggota PPI Okayama

  • Formulir pendaftaran ulang anggota PPI Komisariat Okayama belum terkumpul semua. Kepada rekan-rekan dimohonkan perhatiannya untuk segera mengembalikan formulir tesebut dan disertai pasfoto. Biodata anngota PPI akan segera dikompilasi dan akan digunakan untuk :

    a. Dikirim ke PPI Korda Kansai yang akan diteruskan ke pihak Garuda Indonesia untuk memperoleh student discount bagi anggota PPI yang akan berlibur ke Indonesia dan menggunakan jasa angkutan Garuda Indonesia.
    b. Disampaikan ke Foreign Student Center, Okayama University yang akan berpameran dalam Japan Education Fair di Jakarta pada bulan Juni mendatang. Biodata tersebut dan kurikulum Okayama University akan diberikan kepada masyarakat Indonesia yang berminat melanjutkan studi ke Jepang, khususnya ke Okayama. Dengan mengetahui keberadaan mahasiswa Indonesia di Okayama diharapkan mereka dapat berkomunikasi. Sebaliknya kepada rekan-rekan anggota PII apabila dikontak via surat, telefon, facimile, maupun electronic mail, diharapkan bersedia memberikan informasi yang sejauh diketahui untuk membantu proses rencana studi/ kedatangan mereka.

  • Tip Bulan Ini

  • Bagi rekan-rekan yang ingin memanfaatkan waktu liburan golden week di sekitar Okayama, diinformasikan di sebelah Barat Laut kota Okayama (arah Sanyo-cho) berjarak tempuh 30-40 menit dengan mobil terdapat tempat rekreasi baru, tepat diresmikan setahun yang lalu, yaitu Doitsu Mori. Taman tersebut menyajikan panorama lansekap dan atmosfir Jerman. Selain tersedia musuem, restoran, toko cendera mata, pabrik roti, pabrik wine, perkebunan anggur, ranch kuda dan biri-biri yang serba seperti di Jerman, juga tersedia aneka amusements, termasuk mini golf course lengkap 18 holes. Selain dengan kendaraan pribadi, redaksi belum mengetahui jenis kendaraan umum yang dapat digunakan menuju ke sana. Tourist information center di Okayama station dapat memberikan informasi lebih lengkap.
    Tempat rekreasi lain, adalah Wasusan Highland yang berada di pangkal Seto Grand Bridge. Iklan tempat rekreasi ini sering kita lihat di TV. Pada dasarnya serupa mini desneyland, menyajikan taman dan hiburan. Hal yang menarik, dari tempat ini dapat dinikmati panorama pantai dan perbukitan serta pemandangan kemegahan Seto Ohashi. Bila Anda masih memiliki sisa waktu, silakan juga berkunjung ke Wasusan Kokuritsu Koen (Taman Nasional Wasusan) di daerah perbukitan Wasusan, yang merupakan zona konservasi flora dan fauna kawasan ini. Untuk menuju kesana tersedia angkutan umum bus dari depan Okayama station.
  • Berita Duka

  • Ibu Negara RI, Ibu Tien Soeharto telah berpulang ke Rahmatullah pada hari Minggu pagi pukul 05.10, 28 April 1996 di RS Gatot Soebroto Jakarta, dan telah dikebumikan di Solo, Senin 29 April 1996. Innalillahi wa innailaihi rojiun.
    Segenap staf redaksi Media PPI Okayama serta staf pengurus dan anggota PPI Okayama menyatakan berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga arwah almarhumah dapat diterima di sisi Allah SWT. Amin, ya rabbal alamin.
    ke atas

    Tahukah Anda? Bahwa ...

  • Tarif Angkutan Umum Naik

  • Mulai 4 April 1996 para pengguna jasa angkutan umum harus merogoh kocek lebih dalam lagi. Pemerintah, seperti kata Menhub Haryanto Dhanutirto, memutuskan untuk menaikkan seluruh tarif angkutan, baik darat, laut maupun udara. Dasar keputusan tersebut, lanjut Menhub, karena naiknya harga kendaraan dan suku cadang, sehingga tarif yang berlaku sekarang ini di bawah biaya pokok para operator.
    "Jika tarif angkutan ini tidak dinaikkan maka kondisi ini bisa mempengaruhi penyediaan jasa transportasi," kata Haryanto yang secara menjelaskan kebijakan baru tersebut kepada wartawan seusai Sidang Kabinet Bidang Ekku, Wasbang, dan Prodis di Graha, kemarin.
    Secara umum untuk angkutan darat tarif naik berkisar antara 20-33% dengan prosentasekenaikan tertinggi pada tarif taksi yang mencapai 66.67%. Untuk angkutan pelajar tarifnya tidak mengalami perubahan. Sebelum ini untuk argo awal taksi di Jakarta, penumpang sudah harus mengeluarkan uangsebesar Rp 900,- dan kini naik menjadi Rp 1500Sementara, untuk Km selanjutnya dari Rp 450,- menjadi Rp 550,-/Km (naik 22.22%) dan waktu tunggu dari Rp 4500,- naik menjadi Rp 6000,- setiap jamnya (naik 33.33%). (dikutip dari Kompas).
  • Kemampuan berbahasa kaum intelektual kita menyedihkan

  • Kemampuan berbahasa masyarakat terpelajar Indonesia, termasuk golongan intelektual di kampus, umumnya masih sangat menyedihkan. Itu tidak hanya terlihat dari aspek kebahasaan, tetapi juga dari sisi logika yang penyajiannya yang tidak runtut. Ini perlu segera dibenahi dalam sistem pendidikan tinggi di Indonesia, bukan masalah ada tidaknya skripsi bagi lulusan program S-1 sebuah universitas.
    Demikian dikemukakan pakar bahasa menanggapi pro dan kontra seputar penghapusan kewajiban menulis skripsi bagi calon sarjana S1 di sejumlah perguruan tinggi. Dalam konteks ini disebutkan, skripsi hanya bagian kecil dari seperangkat alat pengukur kemampuan mahasiswa. Puncak keilmuan yang diraih seseorang, termasuk penguasaan kemampuan berbahasa, bisa ditingkatkan dengan cara lain, yakni dengan menerapkan latihan-latihan secara reguler sepanjang masa studi. Tradisi tulis-menulis, juga membaca dikembangkan dengan instensitas yang memadai.
    Tradisi menulis ini seyogyanya sudah diterapkan sejak SD. Di Amerika Serikat, latihan menulis ilmiah malah sudah dimulai sejak anak duduk di kelas lima SD. Meski kadar keilmiahannya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, tetapi setidaknya mereka sudah diajak memasuki kaidah-kaidah dasar dunia ilmiah, termasuk di dalamnya bagaimana sistematika berpikir ilmiah. Dan itu dilakukan secara berkelanjutan. Bahkan di perguruan tinggi, mahasiswa yang baru masuk masih harus digembleng selama satu semester khusus untuk latihan menulis. Lewat latihan-latihan itu mereka dilatih bagaimana menyajikan sesuatu secara sistematis dan logis, baik dalam beragumentasi maupun secara persuasif.
    Sementara itu, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr Soleh Solahuddin mengemukakan, lembaganya tetap mempertahankan skripsi bagi mahasiswa S-1. Bagi mahasiswa IPB yang tidak menulis skripsi, diberi pilihan lain berupa laporan ilmiah dari hasil magang selama 4 - 6 bulan di perusahaan yang berkaitan dengan disiplin ilmunya, atau laporan ilmiah dari Kuliah Kerja Nyata (KKN). Laporan ilmiah itu diperiksa dan diuji dosen, bukan sekedar formalitas. Pembuatan skripsi dan laporan ilmiah bagi mahasiswa S-1 di IPB, menurut Rektor IPB, dimaksudkan agar mereka bisa melakukan proses analisa dan sintesis serta menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan ilmiah. " Hal itu, menjadi tujuan utama yang tetap dipertahankan IPB, sebagai tolok ukur kemampuan mahasiswa yang bersangkutan, jadi saya tidak sependapat kalau penulisan skripsi itu sekedar formalitas," katanya. (dikutip dari Kompas).
  • Pelajar mudah beringas akibat tekanan batin

  • Bulan April 1996, kembali diwarnai oleh maraknya tawuran antar pelajar di Jakarta yang menelan 3 korban nyawa. Kesenjangan antara harapan dan keinginan pada pelajar dan orangtua serta sekolah tak jarang membuat para pelajar suntuk dan mengalami tekanan batin. Dalam kondisi jiwa sangat labil itu, biasanya akan mudah pula para anak muda itu menjadi beringas dan brutal. Apalagi kalau ada sesuatu hal yang merugikan mereka atau kelompok bayanya. Sebab, kelompok baya itu biasanya menjadi pusat orientasi untuk mencari identitas diri.
    Mantan Deputi Operasi Kapolri tahun 1993-1995 Mayjen Pol (Purn) Drs Koesparmono Irsan (56) mengatakan hal itu ketika ditemui Kompas saat rehat dalam acara Diskusi Opini Live yang membahas isu Heboh Keberingasan Para Pelajar di Executive Club Hotel Hilton, Jakarta, Senin (22/4). Menurut pengamatan mantan Kapolda Jawa Timur itu, sekarang ini sebenarnya banyak orang muda tengah mengalami kesepian dan tekanan batin.
    Itu terjadi karena di tengah-tengah banyaknya tuntutan keinginan dan harapan orangtua dan sekolah, anak-anak muda itu tidak punya kerangka orientasi nilai yang tegas dan jelas. Kalaupun ada, menurut Koesparmono, kerangka orientasi itu bukan berasal dari hasil internalisasi (pembatinan, Red.) nilai-nilai yang telah ditanamkan orangtua, agama atau sekolah, tapi justru dari kelompok bayanya. "Padahal kita tahu, apa yang diperoleh dari lingkungan pergaulan antarteman sebaya itu tak jarang malah justru buruk secara moral dan kurang akomodatif secara sosial," kata mantan Gubernur Akademi Kepolisian itu.
    Hal yang sama juga dikemukakan oleh Drs Adrianus Meliala, MSi, kriminolog dari FISIP Universitas Indonesia. Masih senada dengan pemikiran dan analisis Koesparmono, pengamat masalah kriminalitas dan penulis di media massa ini juga berpendapat, faktor penyebab terjadinya kebrutalan di kalangan anak-anak muda -tapi khususnya para pelajar- itu tak lain adalah karena super ego (atau "kesadaran moral" menurut psikoanalis Freud, -Red.) mereka kurang kuat untuk bisa menyaring semua dorongan dan keinginannya. "Padahal, super ego itu dibutuhkan agar orang bisa mengerem perilakunya sendiri tanpa harus mengikut sertakan pihak lain," katanya. Menurut Adrianus, kurang kuatnya pembentukan super ego dalam diri anak-anak muda itu terjadi sebagai akibat semakin lunturnya afiliasi atau ikatan internal dalam keluarga. "Kalau dalam keluarga sudah tak merasa kerasan dan aman, tentunya secara otomatis rasa aman itu akan dicari di dalam kelompok bayanya," tambah Adrianus. (dikutip dari Kompas).
    ke atas
    Edisi berikutnya
    Kembali ke indeks Media PPI Okayama
    Kembali ke halaman utama