Media PPI Okayama Edisi Agustus 1996

Pelindung : Konsul Jendral KJRI Osaka
Penanggungjawab : Ketua PPI Komisariat Okayama, Hadi Susilo Arifin
Tim Redaksi : Adli, Arifin Siagian, Hadi Susilo Arifin, Usman Ahmad, Yohanes Alen, Tiara PRV Rachman
Alamat Redaksi : Tani Manari 1-15-3, Okayama 700
Tel/Fax : (086) 255-7197

Daftar Isi

Sekapur Sirih
Seputar Kita
Aneka Aktifitas
Info Pendidikan
Dapur PPI
Serba-serbi Kue Serabi
Tahukah Anda? Bahwa ...

Sekapur Sirih

Bulan Agustus merupakan bulan yang bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena 51 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945 bagsa Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaannya. Sejarah ini yang kita catat, kita patri dengan tinta emas yang senantiasa menyerukan kepada kita, mari kita isi kemerdekaan ini dengan kerja keras sesuai dengan kemampuan dan profesi kita masing-masing.
Kita dengar, kita lihat dan kita akui, bahwa akhir-akhir ini atmosfir politik di Indonesia dalam keadaan yang memprihatinkan. Namun kita hanya dapat berdoa bahwa dalam usia yang telah melampaui setengah abad ini semoga kita dapat segera mencapai cita-cita luhur menuju masyarakat adil dan makmur... Kita sebagai pelajar, yang kebetulan telah diberi kesempatan mengenyam pendidikan di negara asing, maka dengan mata yang terbuka, pikiran yang lapang, serta semangat baja, bahwa kita harus berjaya. yang pada akhirnya kita abdikan pikiran dan tenaga kita untuk mengisi pembangunan negara. Dan bertepatan dengan datangnya bulan Agustus ini, PPI Okayama pun telah berusaha memberikan sumbangsihnya dalam upaya memperkenalkan budaya bangsa Indonesia kepada masyarakat Jepang dan masyarakat asing lainnya melalui acara yang digelar dengan nama Hari Indonesia, pada 18 Agustus yang lalu.
Untuk itu tim redaksi MPPIO mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia.

Redaksi

ke atas

Seputar Kita

  • Surat Teteh Pipin, Terimakasih Buat Semua...

  • Dengan berbekal selembar surat jaminan, asuransi kesehatan dan buku tabungan, saya melangkah dengan sepenuh hati menuju RS Okadai guna menjalani operasi dan perawatan telinga. Saat itu mungkin saya terlalu sombong, saya merasa sudah mempersiapkan segalanya jauh-jauh hari sebelumnya, terutama persiapan mental. Tetapi sehari setelah masuk dan setelah dokter menguraikan panjang-lebar tentang proses operasi, perawatan dan resikonya, saat itu saya merasa ketakutan, saya merasa sendiri dan saya butuh teman. Saat itu saya ingin sekali meminta bantuan teman-teman PPI, tapi saya ragu. Saya mengira, jangankan untuk membantu saya, untuk mengurus keperluan sendiri saja sudah sulit karena kesibukan di lab, jadi mana mungkin bisa menyisihkan waktu buat keperluan orang lain, tapi ternyata dugaan saya jauh meleset.
    Malam sebelum hari operasi, kang Hadi, mas Yunus, mbak Rita dan Tiara datang ke RS dan memberitahu bahwa PPI telah menyusun jadwal piket untuk menunggu di RS saat saya dioperasi esok harinya. Saya benar-benar terharu, saya menangis dan bersyukur karena ternyata saya tidak sendiri. Dan bantuan teman-teman PPI ternyata tidak hanya sampai di situ. Saat operasi ke duapun teman-teman terus menjenguk bergantian dan tanpa bosannya membantu saya. Selain itu PPI dan anggotanya juga membantu secara materi yang meskipun dengan sangat terpaksa harus saya tolak. Bukan maksud saya menolak kebaikan teman-teman tapi apa yang sudah saya terima sejak masuk RS sampai keluar, sudah sangat dan terlalu banyak merepotkan teman-teman (akhirnya dana simpati PPI dan anggota kembali diserahkan dengan rasa hormat dan tulus ikhlas kepada teteh Pipin saat keluar RS oleh Ketua PPI, kang Hadi, 23 Agustus 1996-red).
    Kebaikan teman-teman tidak cukup apabila hanya dibalas dengan kata "terima kasih" saja. Tetapi hanya kata itulah yang bisa saya berikan , di samping doa karena hanya Yang Maha Pemurah-lah yang bisa membalas kebaikan teman-teman semua.
    Saya berterimakasih kepada semuanya. Seluruh anggota PPI Komisariat Okayama dan keluarga, Katayama Sensei, Yamaguchi Noriko San (hoshounin), dokter-dokter dan perawat di bagian Jibika RS Okadai, Fukushima Sensei, Nishizaki Sensei, Morimoto San, Mori San, Oota San, Yoshiko San, Tanaka San, Hana, Liu San, Rai San, Yamauchi Sensei, Miyake Sensei, Miyake San, Shouji Sensei, Sarah San dan keluarga.
    Saya sangat bersyukur, atas ridho Allah SWT dan bantuan semua pihak, alhamdulillah, penderitaan saya selama sekian tahun akhirnya bisa terobati dan Insya Allah pendengaran saya akan kembali normal. Amien...

    ttd.
    Pipin Supinah Haelani

  • Empat Anggota Baru PPI Okayama

  • Pada awal Agustus telah diterima 4 formulir pendaftaran anggota baru PPI dari 4 trainee yang bersal dari Pemda Propinsi Bali yang sedang mengikuti training di Okayama Prefecture s.d. bulan Maret 1997. Mereka adalah beli Ida Bagus Raka Surya Atmaja (BAPPEDA TK. I Bali, bidang Manajemen Irigasi, di Chihou Shinkokyoku); beli I Gusti Ngurah Made Sumantri (Dinas Perikanan Bali, bidang Perikanan di Ushimado Okayama Prefecture); beli I Nyoman Buda (BAPPEDA TK. I Bali, bidang Koperasi di Okayama Central Kiholesale (Key Hole Sale?-red) Market); beli I Wayan Parmiyasa (Staf BAPPEDA TK. I Bali; bidang komputer di Okayama Rika Daigaku). Keempat anggota baru tersebut beralamat di Muroga Neji Kiko Bldg. 17-10 Kuwada-cho, Okayama City (Asrama Okayama Prefecture), dekat dengan Mail Park Hotel.
    Seluruh staf dan anggota PPI mengucapkan "Selamat datang di PPI Okayama" dan mari kita bersama-sama aktif di dalamnya.

  • Beli Sukanten Akan Kembali ke Indonesia

  • Beli I Wayan Sukanten telah menggondol gelar Doktor (program Ronpaku) Okayama University dan Universitas Udayana, setelah tiga tahun berturut-turut belajar dan bekerja keras (3 bulan/tahun dijalaninya di Okadai). Beliau akan kembali ke Indonesia pada 30 Agustus 1996. Selamat berjaya, semoga ilmu yang telah diperoleh akan dapat diamalkan untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia...

  • Mas Yunus Menjemput Keluarga

  • Tanggal 28 Agustus ini mas Yunus bertolak ke Indonesia menuju kota Solo untuk menjemput keluarga yang akan diboyong ke Jepun. Selamat ber-vacancy dan selamat bertemu dengan isteri dan putra-putri tercinta...

    ke atas

    Aneka Aktifitas

  • Hari Indonesia di Okayama

  • Pelaksanaan acara HARI INDONESIA oleh PPI Okayama, telah diselenggarakan pada hari Minggu, 18 Agustus 1996, pk.11.15-15.30, yang bertempat di conversation room, Okayama University International House.
    Acara tersebut dihadiri oleh anggota PPI Okayama dan keluarga, para kenshuusei di Okayama dan sekitarnya, anggota Perhimpunan Persahabatan Okayama-Indonesia, masyarakat Indonesia di wilayah Okayama, serta masyarakat asing dari berbagai negara yang sedang menempuh studi di Okadai. Pada tahun ini sambutan Kepala Staf Perwakilan KJRI Osaka dibacakan langsung oleh Konsul Muda Bapak Tony Manullang, yang juga mengikuti acara demi acara hingga akhir. Acara Hari Indonesia diisi beberapa penampilan tari-tarian bajing loncat dan yapong oleh kenshuusei Teikoku dan Saidaiiji, grup vokal Hattori Sensei cs. dan kang Hadi cs, lomba pidato bahasa Indonesia bagi masyarakat Jepang, permainan electone teteh Tiara, puisi bang Adli, dan spontanitas lagu dan karaoke. Di samping itu juga digelar pameran hasil seni kriya Indonesia dan poster, serta sajian masakan khas Indonesia yang sekaligus sebagai menu dan jamuan makan siang bagi para undangan.
    Pelaksanaan acara ini menelan biaya sekitar 14 man en. Panitia telah menerima dukungan dana dari PPOI sebesar 8 man en, dari KJRI Osaka 1 man en serta dari drg. Adachi (murid bahasa Indonesia di Okayama Gaikokugo Gakuin) juga sebesar 1 man en. Acara hari Indonesia dapat berjalan dengan lancar atas kerjasama yang baik di antara sesama anggota PPI Okayama dan keluarga, serta dukungan berbagai pihak. Melalui MPPIO ini, PPI Okayama menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada segenap anggota PPI dan keluarga, PPOI, para kenshuusei, KJRI Osaka, dan pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

  • Rapat PPI Okayama

  • Pada Jumat sore, 23 Agustus, pk. 17.00-19.00 PPI Okayama telah mengadakan rapat dengan agenda acara: 1. Laporan Panitia Hari Indonesia dan pembubaran panitia; 2. Membahas rencana kunjungan Bp. Yulwis Yatim ke Okayama; 3. Rencana pengirim penterjemah ke Kagawa Prefecture.
    Laporan Panitia Hari Indonesia disampaikan oleh mas Yunus dilanjutkan dengan evaluasi pelaksanaan khususnya tentang kendala dan saran perbaikan untuk pelaksanaan tahun mendatang. Sedangkan rencana kunjungan Bapak Konjen yang telah disampaikan oleh Bapak Tony Manullang diperkirakan PPI Okayama akan siap menerima bersamaan dengan acara Rapat Pemilihan Ketua PPI Komsat Okayama sekitar awal Oktober mendatang. Sementara untuk memenuhi tawaran kebutuhan seorang penterjemah bahasa Jepang-Indonesia-Jepang di Kagawa Prefecture yang akan menerima tamu dari Departmen Pertanian Indonesia, 2-10 Oktober mendatang, PPI Okayama memutuskan untuk mengirim lae Arifin dan bang Herodi untuk melaksanakan tugas tersebut dengan pengaturan jadwal disesuaikan dengan ketersediaan waktu mereka berdua.

  • Ketua PPI menghadiri HUT RI di Osaka

  • Kang Hadi, ketua PPI Okayama mewakili PPI Komisariat Okayama menghadiri undangan Perayaan HUT RI ke-51 yang diselenggarakan oleh Bapak Yulwis Yatim (Kepala Staf Perwakilan KJRI Osaka) dan Ibu Y. Yatim. Acara yang diselenggarakan di Royal Hotel, Osaka dihadiri oleh staf-staf perwakilan asing, pejabat pemerintah Jepang, bankers, wakil-wakil perusahaan Jepang, pengusaha jepang dan Indonesia, serta perwakilan PPI Korda dan Komsat-komsat se Kansai (datang Ketua PPI Korda Kansai dan Sekretaris, Ketua-ketua PPI Kyoto, Kobe dan Okayama, serta perwakilan PPI Osaka), dll. Acara yang berlangsung sangat meriah tersebut diisi atraksi tari Aceh dan musik angklung oleh PPI Komsat Kyoto.
    Di sela-sela kesempatan acara tersebut, kang Hadi sempat berbincang-bincang dengan Bapak Yulwis Yatim dan Ibu, serta mengkonfirmasikan rencana keinginan beliau untuk berkunjung ke Okayama. PPI Okayama menyampaikan pula hasil rekaman video Hari Indonesia yang berdurasi 90 menit kepada KJRI Osaka.

    ke atas

    Info Pendidikan

  • Judul dan Abstrak Penelitian beli Sukanten

  • Berikut ini disajikan abstrak penelitian Dr Ir I Wayan Sukanten yang telah menyelesaikan studi di Okadai/Unud. Judul penelitiannya: Gliricidia sepium as Feed Resources for Animal Production in Tropical Dryland Farming Area.
    Ringkasan: On-laboratory, on-station and on-farm researches have been carried out for 6 years (1987-1993) to study the establishment and growth, fodder production, chemical composition and nutritive value of the leaves of Gliricidia sepium, to study the performance of animal fed gliricidia diets and to study the fodder-food crop-animal integration. It can be concluded that the Gliricidia sepium has prospects to be developed as forage in the smallholder dryland farming area because it could meet the technical, biological and ecological needs of the smallholder farmer.

    ke atas

    Dapur PPI

    Seperti biasanya, kolom ini menyajikan kesibukan kesekretariatan PPI Okayama, sebagai berikut :
  • 10 Agustus, PPI mengirim undangan Hari Indonesia ke KJRI Osaka, PPOI, para kenshuusei, PPI Korda Kansai dan Komsat se Kansai, para relasi-relasi anggota PPI, dll.
  • 12 Agustus, Ketua PPI Okayama menerima undangan Peringatan HUT RI ke-51 dari KJRI Osaka yang diselenggarakan di Royal Hotel, Osaka, 27 Agustus 1996
  • 19 Agustus, PPI menerima undangan rapat persiapan AI FESTIVAL pada 4 September 1990, pk 18.30 bertempat di Okadai Kaikan.
  • 24 Agustus, PPI mengirim surat tanda terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah membantu secara moril/ materiil terhadap kelancaran pelaksanaan Hari Indonesia.
  • ke atas

    Serba-serbi Kue Serabi

  • Konsekuensi Bersahabat dengan Dokter

  • Ingin berkenalan dengan dokter Jepun? Jangan deh, nedan ga takai kara. Tapi kalau ditakdirkan harus berkenalan dengan mereka secara lebih akrab, ya apa boleh buat. Nah, ber "akrab ria" dengan dokter-dokter Jepun inilah yang ingin saya uraikan dan berbagi pengalaman dengan teman semua.
    Keakraban dengan teman memang menyenangkan , tapi akrab dengan dokter-dokter Jepun kadang-kadang bisa "menyulitkan". Sakit ringan yang diderita mungkin akan menjadi parah, apabila kita tidak menggunakan taktik jitu dalam berakrab ria dengan mereka. TAKTIK JITU apa yang perlu dijalankan, ikutilah saran "si Telinga Bionic" ini.
    Saat dokter memustuskan Anda harus nyuin (dirawat di RS), tanyakan berapa kira-kira biaya yang diperlukan dan renungkan, sesuaikah dengan kocek kita? Tapi sesuai atau tidak segeralah lapor ke Bagian KOKUMIN HOKEN di Shiyakusho (sekarang di lantai II) dan berceritalah secara jujur tentang kondisi keuangan kita (tidak perlu malu, kok). Berhubung ceritanya harus dalam bahasa Jepun, bagi yang suka gugup sebaiknya mencari teman Jepun yang bisa dipercaya untuk membantu. Fungsi teman Jepun ini bukan hanya sebagai penterjemah, tetapi juga sebagai hoshounin/guarantor/ penjamin, hal ini biasanya merupakan satu aturan main di sini.
    Pelaporan ke HOKENKA ini diperlukan guna mengantisipasi apabila ternyata kita mengalami pailit, karena di sini kita bisa mendapatkan "loan" apabila dibutuhkan. Di samping itu juga, kita sebagai ryuugakusei memiliki hak yang sama dengan WNJ yang tak berpenghasilan alias orang yang kekurangan (cueq aja), sehingga kita punya hak untuk mendapat discount card biaya makan selama nyuuin. Potongan berlaku sbb.: perhari biaya makan dianggap 600 yen, setelah dipotong menjadi 450 yen, bila nyuuin lebih dari 90 hari (lama amat, ya), maka besarnya potongan menjadi 300 yen.
    Saat nyuuin jangan lupa tunjukkan houkensho dan discount card tsb. ke bagian nyuuin oketsuke (front desk office) dan mulailah nyuuin dengan tenang dan tabah.
    Saat ryoushuusho (bill) RS diterima bayarlah dari kocek sendiri dulu. Apabila ternyata biyanya lebih dari 6 man en sekian (maaf, saya lupa pastinya), segera laporkan ke Hokenka dengan disertai kartu hoken kita, copy bill, copy buku bank. Di sana kita juga akan diminta mengisi beberapa formulir lain dan selesailah. Penggantian ini memerlukan waktu sebulan dan langsung masuk rekening bank kita. Besarnya penggantian adalah:
    Biaya Perawatan - 6 Man En sekian = Jumlah Biaya Diganti
    Biaya perawatan yang dimaksud adalah biaya dokter, obat, operasi, dsb., kecuali biaya makan dan penginapan (hotel, kali). Biaya makan dan minap diberlakukan aturan yang saya jelaskan lebih dulu.
    Laporan pembiayaan diterima setiap bulan, jadi bagi yang nyuuin lebih dari sebulan, jangan menunggu sampai taiin (keluar dari RS). Laporkan secepat mungkin. Bagi siswa Monbushou, kuitansi asli dipakai untuk meng-claim ke AIEJ, jadi tentu akan mendapat penggantian dari 2 tempat (asyik, kan? Nggak juga, bagaimanapun sehat itu sangat super jauh lebih baik).
    OK deh segitu dulu pengalaman "si Telinga Bionic". Kalau masih ada yang penasaran boleh tanaya langsung. Yuk, ah, salam. (Pengalaman ditulis oleh teteh Pipin-red). Bagi rekan-rekan lain, silakan kirim pengalaman apa saja ke meja redaksi yang kiranya dapat bermanfaat bagi semua anggota PPI.

  • Silaturahmi Keluarga Besar OMSA

  • Sebagai layaknya kegiatan rutin suatu organisasi, maka OMSA juga menggelar salah satu kegiatan yang bertujuan untuk saling bersilaturahmi sesama anggota OMSA dan keluarganya.
    Acara ini diadakan di Undou Kouen pada hari minggu sore 25 Agustus 1996 yang dipandu oleh Presiden OMSA sendiri yaitu Br. Shabir (Bangladesh). Beberapa kandungan materi yang digelar antaranya; Shalat asyar berjamaah di Okadai Kaikan, kemudian menuju Undou Kouen.
    Pembukaan resmi oleh Presiden OMSA diteruskan dengan pembacaan beberapa ayat suci Alqu'an dan terjemahannya, masing-masing dibacakan oleh bang Adli dan Br. Jahid (Bangladesh). Berikutnya Br. Ragib (Turkey) menyampaikan sebuah makalah singkat mengenai Islam dan problemnya di Jepang, yang mendapat tanggapan serius dari beberapa anggota diantaranya dari Mesir, Bangladesh dan Sudan. Seusai diskusi kemudian dimeriahkan oleh penampilan Grup Nasyid yang menamakan dirinya sebagai Grup Nasyid NEEE Okayama (Nasyid of Electrical & Electronic Engineers) yang dipandu oleh bang Herodi yang beranggotakan mas Djati, bang Adli dan encik Azizan (Malaysia). Dan yang paling seru adalah acara makan-makan, karena di sini ditampilkan beberapa menu dari beberapa negara di antaranya Bangladesh, Turkey, Malaysia dan Indonesia. Dari Indonesia diwakili oleh penampilan ayam goreng lezatnya kang Wawan. Setelah usai makan, di antara peserta sebagian saling tukar pikiran, foto bersama dan sebagian mengadakan permainan bola kaki. Acara ini dihadiri lebih kurang 50 orang yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak yang berasal dari beberapa negara antara lain: Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia, Mesir, Sudan dan Jepang. Komentar beberapa peserta bahwa acara ini sangat bersahabat, cukup meriah dan perlu digalakkan untuk tahun-tahun berikutnya. Akhirnya kegiatan ini ditutup dengan shalat magrib bersama.

  • Kerjasama PPI dan IDC

  • Kita lihat bahwa dari kartu keanggotaan PPI Korda Kansai tercantum dua sponsor, yaitu Garuda Indonesia dan IDC 0061. Ternyata keduanya memang sponsor yang dapat memberikan pelayanan keringanan biaya terhadap anggota PPI di korda Kansai.
    Dari hasil bincang-bincang kang Hadi dengan bung Indra (mantan sekretaris PPI Kansai) dan bang Nizarli (ketua PPI Kansai) saat pesta di Royal Hotel, Osaka diketahui bahwa dalam waktu dekat akan ditanda tangani surat kerja-sama antar PPI dan IDC. Beberapa manfaat bagi PPI dan anggota PPI, serta prosedur pemanfaatannya adalah sebagai berikut:
    a. lima percent dari biaya telefon setiap anggota PPI yang berada di wilayah Kansai dengan menggunakan fasilitas 0061IDC masuk ke kas PPI Korda Kansai (dimungkinkan komsatpun akan kebagian jatah?)
    b. bagi anggota PPI di Korda Kansai yang akan pulang dengan menggunakan jasa tiket Garuda yang dibeli melalui PPI, dapat menunjukkan kuitansi aseli 0061IDC untuk mendapatkan potongan harga sebesar 5% dari total biaya telefon 6 bulan terakhir (besarnya potongan maksimun s.d. 50 000 yen).
    c. untuk butir (b), nama di tiket Garuda harus sama dengan nama di kuitansi aseli 0061IDC.
    d. kuitansi 0061IDC yang dibayarkan melalui kantor pos (yubinkyoku) tidak berlaku untuk meng-claim.
    Dimohon kerjasama ini dapat berjalan labcar dan baik dengan partisipasi aktif dari pengurus PPI Komisariat yang ada di wilayah Kansai.

  • Berita Duka Cita: H. Osman (Yutaka Okazaki), in Memoriam

  • H. Osman (Yutaka Okazaki San), Ketua Perhimpunan Persahabatan Okayama-Indonesia (Okayama-Indonesia Yukou Kyoukai) telah meninggal dunia pada hari Selasa, 20 Agustus 1996, pk.02.00 a.m. pada usia 78 tahun. Almarhum meninggalkan seorang isteri dan 3 anak perempuan.
    PPI Komsat Okayama yang diwakili oleh kang Hadi dan lae Arifin telah melayat pada upacara Otsuya bersama Tanimoto San ke rumah duka pada hari Rabu malam. Sementara upaca penguburan (Soushiki) dilaksanakan pada Kamis siang, 22 Agustus 1996. Pada acara tersebut, Bapak Sunarmin, perwakilan KJRI Osaka telah datang melayat.
    Dua minggu sebelumnya, saat H.Osman masih dirawat di RS Kobayashi, PPI Okayama-pun yang diwakili oleh kang Hadi, kang Ridla, bang Us, bang Adli dan teteh Tiara telah menjenguk beliau meskipun akhirnya mereka hanya bisa diterima oleh dokter yang merawatnya, karena sesuatu hal almarhum saat itu tidak boleh dibezoek.
    Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, beliau pernah ditugaskan di Lombok dan Cimahi. Dan setelah menjadi Ketua PPOI khususnya sewaktu di masa-masa sehatnya, beliau memberi perhatian yang cukup besar kepada mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang sedang studi di Okayama, terutama bagi mahasiswa yang baru datang. Dan bulan Juli yang lalu, beliau telah menerima Sertifikat Penghargaan dari KJRI Osaka atas partisipasi dan dukungan-nya terhadap kerjasama Indonesia dan Wilayah Jepang Barat.
    ke atas

    Tahukah Anda? Bahwa ...

  • Peringatan Detik-detik Proklamasi Ke-51

  • Presiden Soeharto bertindak sebagai inspektur upacara pada peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-51 di Istana Merdeka Jakarta, Sabtu (17/8). Upacara yang berlangsung khidmat itu ditandai dengan dentuman meriam 17 kali diiringi bunyi sirene sekitar satu menit tepat pukul 10.03 WIB.
    Setelah itu Ketua MPR/DPR-RI Wahono membacakan naskah Proklamasi, dilanjutkan dengan pengheningan cipta dipimpin Presiden Soeharto dan doa dipimpin Menteri Agama Tarmizi Tahir. Presiden Soeharto, Wakil Presiden dan Ibu Try Sutrisno diantar Menteri Sekretaris Negara, Menhankam, Panglima ABRI serta para Kepala Staf Angkatan dan Kapolri memasuki tempat upacara pukul 09.59 wib. Bertindak sebagai Komandan Upacara pada peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke-51 itu adalah Kol (Inf.) Ryamizard Ryacudu. Sedangkan Komandan Upacara pada penurunan duplikat bendera pusaka sore harinya adalah Kol Pol. Chaerul Rasyid. Pengibaran duplikat bendera pusaka dilakukan oleh pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) di tiang tujuh belas diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
    Pada pengibaran bendera pusaka ini yang membawa bendera pusaka adalah Mandy Adriani Tutuarima dari Maluku sedangkan pembawa duplikat bendera pusaka adalah Devi Arianty Lestary dari Kalimantan Selatan. Paskibraka yang terdiri dari 54 putra-putri terbaik dari 27 propinsi ini dikawal oleh pasukan ABRI yang dalam peringatan 51 tahun Proklamasi Kemerdekaan RI menggunakan pakaian seragam baru. Para pengawal ini menggunakan seragam berwarna merah dan topi merah, bukan topi baja seperti tahun-tahun sebelumnya.
    Setelah upacara peringatan detik-detik Proklamasi, Presiden Soeharto, Wakil Presiden dan Ibu Try Sutrisno mengadakan ramah tamah dengan pejabat tinggi dan tertinggi negara beserta putra-putri Proklamator di Istana Merdeka. Kelihatan hadir Ny. Rahmi Hatta bersama putri pertamanya Meutia Farida Hatta yang datang bersama suaminya Sri Edi Swasono, putra-putri Presiden Pertama RI Soekarno, yaitu Megawati, Rahmawati dan Guruh. Megawati atas pertanyaan wartawan mengatakan dalam kesempatan itu mengucapkan selamat kepada Presiden Soeharto atas peringatan 51 tahun kemerdekaan RI. Namun mengatakan tidak sempat bertemu dengan Ketua Umum DPP Soerjadi. Hal itu juga dibenarkan Soerjadi, ia tidak sempat bertemu dengan Megawati.
    Sore harinya berlangsung upacara penurunan duplikat bendera pusaka dan bertindak sebagai pembawa bendera pusaka yang asli dan duplikatnya adalah Valentina Penina Komboy dari Irian Jaya dan Melenia da Costa Barros dari Timor Timur. Setelah upacara penurunan bendera pusaka, Presiden Soeharto, Wakil Presiden dan Ibu Try Sutrisno mengadakan ramah tamah dengan para Perintis Kemerdekaan, Veteran, Purnawirawan, Wredatama, Warakawuri dan Angkatan '45. Acara ditandai dengan pemotongan tumpeng dan makan bersama. (dikutip dari Suara Pembaruan)

  • BI Kebobolan Rp 3 Milyar

  • Jakarta, Kompas. Bank Indonesia (BI) kebobolan Rp 7 milyar, namun Rp 4 milyar di antaranya berhasil diselamatkan. Perkara white collar crime ini justru dilakukan seorang pegawai BI yang menjabat kepala seksi. Demikian sumber Kompas di Jakarta, Jumat (23/8).
    Awal pembobolan itu dimulai dari sebuah transaksi yang terjadi tanggal 7 Juli 1996 lalu, berupa uang masuk dari sebuah bank ke Bank Indonesia yang belum diselesaikan. Namun karena dalam kegiatan perbankan setiap proses membutuhkan waktu, ketika itu belum dianggap sebagai suatu kejanggalan. Keadaan itu juga lazim disebut sebagai "pos gantung".
    Namun beberapa hari kemudian, uang masuk itu tidak direalisasikan. Di samping itu, malah ada uang masuk ke Kantor Pusat BI dari kantor kas BI di Kota (Jakarta Utara). Tujuannya untuk menutupi uang masuk dari sebuah bank yang tak kunjung datang itu. "Pelakunya orang yang sama juga." Pos gantung tadi tertutupi sementara waktu, tetapi sebaliknya transaksi antar-kantor BI terdapat kejanggalan. Pihak pengawasan BI segera mencium ada yang tidak beres, lantas segera melakukan penelitian.
    Penelitian itu terutama ditujukan terhadap pihak-pihak yang berwewenang dalam urusan transaksi tersebut. "Tetapi kemudian pihak peneliti tak kesulitan melacaknya, karena langsung menanyai pegawai yang membubuhkan tanda tangan dalam warkat transaksi itu," kata sumber tadi. Ditambahkan, setelah penandatangan itu ditanyai yang ternyata seorang pejabat BI - yang menjabat kepala seksi - dia langsung mengakui kesalahannya serta menginformasikan ada dua pegawai BI lain yang juga terlibat. "Begitu ketahuan, tiga pegawai tersebut langsung diserahkan kepada pihak kepolisian," katanya.
    Namun BI masih sempat melakukan penarikan dana dari sebuah bank dalam negeri itu senilai Rp 4 milyar, tetapi selebihnya sudah sempat mengalir entah ke mana. "Saya tidak bisa pastikan sanksi apa yang akan dikenakan kepada pegawai itu, tetapi saya kira layaklah jika minimal dia langsung dipecat. Ini sesuatu yang memalukan. Dan saya juga menilai, tindakan pegawai itu merupakan tindakan teledor, karena lambat atau cepat transaksi seperti itu kan pasti ketahuan juga," kata sumber tadi. (Kompas)
    ke atas
    Edisi berikutnya
    Kembali ke indeks Media PPI Okayama

    Kembali ke Halaman Utama :
  • Bahasa Indonesia
  • English version